Senin, 11 Agustus 2014

Kebaikan & Keburukan Adalah Ujian



Pada hakikatnya hidup dan mati manusia adalah ujian. Dunia adalah musim untuk menanam dan akhirat adalah musim untuk memanen. Dunia adalah negeri untuk beramal dan akhirat adalah negeri untuk memetik hasilnya. Barang siapa yang ketika hidup di dunia banyak beramal baik, maka surga menjadi tempat baginya di akhirat kelak. Begitu juga sebaliknya, barang siapa yang ketika hidup di dunia banyak beramal jelek, maka tidak ada pembalasan melainkan seimbang dengan apa yang telah ia perbuat.
Seorang muslim yang memahami hakikat ini akan sadar, bahwasanya semua aktifitas yang ia lakukan adalah sebuah ujian. Apapun yang menimpanya, entah suatu kebaikan atau keburukan, kelebihan atau kekurangan, keberhasilan atau kegagalan, maka semua itu hanya ujian yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya. Allah SWT ingin melihat, apakah hamba_Nya tersebut berhasil dalam menjalani ujian ini atau gagal didalamnya. Dalam Al Qur’an Allah SWT telah berfirman:
Artinya : “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kalian, siapa diantara kalian yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)
Untuk memperoleh keberhasilan dalam menghadapi ujian tersebut, seorang muslim harus menyadari betul, bahwa ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba_Nya yang beriman jauh berbeda dengan ujian yang ditimpakan kepada orang-orang kafir. Orang mukmin akan mendapatkan ujian yang jauh lebih berat, musuh yang dihadapi sangat banyak, cobaan dan rintangan yang harus dihadapi sangat variatif dan berlapis. Jika orang kafir hanya mempunyai satu musuh, yaitu orang yang beriman, maka orang mukmin memiliki musuh yang lebih dari satu. Setidaknya seorang mukmin mempunyai 5 musuh dalam hidupnya. Musuh-musuh tersebut adalah:
  1. Setan yang selalu menjerumuskannya
  2. Hawa nafsu yang selalu menggodanya
  3. Orang-orang kafir yang selalu memeranginya
  4. Orang-orang munafik yang senantiasa mengintainya
  5. Orang-orang Islam lain yang hasud/dengki kepadanya
Adapun orang kafir, maka semua musuh orang mukmin di atas bisa menjadi temannya. Mereka menjadikan setan sebagai pemimpin, hawa nafsu sebagai Tuhan, orang kafir lainnya sebagai sekutu, dan orang munafik sebagai teman dekatnya. Dengan demikian, seorang mukmin harus menyadari ketika memilih keimanan sebagai jalan hidup, maka konsekuensinya adalah cobaan dan rintangan yang berat sudah pasti ada di sepanjang hidupnya. Pada umumnya seorang mukmin tentu sudah mengetahui, kalau tidak ada kata malas untuk menjadi orang kaya, tidak ada rasa putus asa untuk menjadi orang pandai, apalagi untuk menjadi orang mulia di sisi Allah SWT, tentu tidak ada jalan yang mudah dan mulus. Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, maka semakin tinggi dan berat pula ujian yang dipikulnya. Dan jika Allah SWT menghendaki kebaikan kepada suatu kaum, maka Allah SWT akan menguji mereka. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut: 2-3)
Salah satu dari sekian bentuk ujian yang harus dihadapi oleh setiap mukmin adalah banyaknya fitnah kehidupan di akhir jaman. Rasulullah sendiri mengkhabarkan bahwa nasib orang-orang beriman di akhir jaman nanti bagai para penggenggam bara. Jika bara tersebut itu dilepas, maka ia akan padam, namun jika tetap digenggam, maka tangnnya akan terbakar.
Ini merupakan sebuah gambaran dan peringatan penting. Banyak manusia yang tidak mampu menahan ujian dan cobaan sehingga mengakhibatkan mereka murtad, dan yang demikian merupakan tanda dekatnya akhir jaman. Untuk sekala lokal, barangkali yang paling nyata adalah fenomena kesulitan hidup, kemiskinan, kesengsaraan yang membuat seseorang dengan mudah menukar agamanya. Manusia yang tidak memiliki kualitas iman dan kesabaran yang tinggi, sangat mungkin merubah imannya dalam bilangan hari. Allah berfirman dalam Al Qur’an:
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)”. (QS. Al-Baqoroh: 155-156)
Selain menguji dengan permasalahan di atas, Allah SWT juga menguji manusia dengan cara yang lain, yakni dengan menjadikan dunia tampak menggiurkan. Menjadikan kekusaan bagaikan candu, wanita hanya sebagai pemuas nafsu, bergelimang harta, dan serba kecukupan. Dengan demikian, seseorang akan semakin buta dan tuli atas anugrah yang Allah SWT berikan. Mereka tidak sadar kalau semua itu hanya ujian belaka.
Beruntunglah bagi umat manusia yang senantiasa sabar, mereka pasti mampu melawati kehidupan yang penuh dengan ujian dan cobaan ini. Mereka akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT menjadi makhluk yang mulia di sisi_Nya. Sebaliknya, celakalah bagi umat manusia yang gagal dalam menjalankan ujian tersebut. Mereka akan menjadi makhluk yang hina dan jauh dari Allah SWT. Akan tetapi perlu diperhatikan, keberhasilan seseorang dalam menghadapi ujian tidak lain hanyalah berkat pertolongan dari Allah SWT. Ujian dan cobaan yang berat tersebut akan terasa lebih ringan ketika seseorang menjadikan Allah SWT sebagai sandaran dalam hidupnya.
Akhir dari tulisan ini, penulis mengajak kepada para seluruh pembaca, untuk senantiasa memohon ampun kepada Allah SWT serta memohon pertolongan agar diberi kekuatan dan kesabaran untuk menghadapi ujian dan fitnah kehidupan ini. Wallahu a’lam bish shawab.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Mengharap Ampunan-Mu Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Gossip Celebrity Flower Image by Dapino