Selasa, 12 Agustus 2014

Ibuku, Mukarromah



                Ibuku adalah orang yang paling berharga dalam hidupku, beruntung sekali aku dilahirkan dari sosok wanita yang sholihah dan penyabar seperti beliau. Semenjak kecil, usia 6 tahun ibuku sudah menjadi anak piatu, beliau adalah anak terakhir dari 13 bersaudara. Mbah utsman (abah ibukku) menikah istri pertama melahirkan 9 orang anak, lalu menikah lagi melahirkan 3 orang anak, ibuku dilahirkan dari istri kedua mbah ustman. Kemudian mbah utsman menikah lagi, tapi tidak mendpatkan keturunan. Sejak kecil, ibuku sudah merasakan kerasnya hidup, merantau menimba ilmu dengan berjalan kaki.
Mbah utsman, adalah seorang yang sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya dalam urusan agama. Pernah suatu ketika ibuku bercerita padaku, “kamu sekarang enak hen, dibolehin belajar apa saja, kalau dulu ibuk sebagai anak perempuan dilarang keras oleh mbah utsman belajar berenang, ibuk sembunyi-sembunyi belajar berenang di kali”. Mungkin karena itu ibu tidak pernah memaksakan kehendaknya dalam menuntut ilmu apa saja, asal dalam mendalaminya harus bersungguh-sungguh.
Ibuku adalah orang yang sangat penyayang terhadap anak-anaknya, ibu tidak pernah mengizinkan anaknya terluka hatinya. Sangat perhatian dalam segala hal, “sudah makan belum?” “ayo sholat jama’ah!” “pergi kemana?, sama siapa?, pulangnya jangan kemalaman!”, dan masih banyak lagi. Kalau saat aku kuliah, ibu tidak pernah bertanya padaku kapan pulang, ibu selalu mengingatkanku, “jangan lupa sholatnya, ngajinya”. Aku baru tahu kenapa ibu tidak pernah menanyakan kapan pulang padaku atau bilang rindu padaku, karena katanya “lapo ibu kangen, anake nuntut ilmu kok dikangen”
Saat di rumah, tak pernah aku melihat ibu memakan makanan enak, padahal mbak-mbak lagi memasak makanan enak. Ibu hanya bilang “gak suka, masih enakan makanan ini”, padahal makanan yang ibu pilih bukanlah makanan yang sehat, berkali-kali aku, dan kakak-kakakku menasehatinya baik-baik, tapi ibu tidak pernah mendengarkannya. Aku hanya bisa mendoakan semoga ibu sehat dan di beri umur yang panjang. Setiap kali ada berkat dari pengajian dan saat semua orang sudah tertidur, ibu selalu mengambil makanan yang mungkin aku akan memakannya dan menaruhnya di kamarku tanpa sepengetahuanku. Paginya aku hanya tersenyum, melihat makanan yang tiba-tiba ada di meja dan berucap “terimakasih ibu”. Aku selalu berusaha menyenangkan hati ibu, meskipun terkadang aku kelelahan tapi aku tak bisa menolak apa yang ibu minta. Minta tolong dipijitin, dibeliin sesuatu di toko, dan lain-lain. Karena aku sangat mencintai dan menyayangi beliau, lelahku takkan sebanding dengan lelah ibuku melahirkan, merawat, dan mendidikku hingga aku tumbuh besar sampai sekarang tanpa suatu kurang apapun.

Ibuku, adalah malaikatku. Bisa dibilang aku ini anak yang manja terhadap ibuku, di usiaku yang sudah 19 tahun, aku terkadang minta ditemani ibu tidur. Karena aku sadar, bahwa orang yang sangat aku cintai kelak akan pergi. Ibu maafkan anakmu ini, yang banyak salah dan dosa, yang belum bisa membuatmu bahagia. Tapi aku akan berusaha dan berdoa agar Allah bisa membahagiakan engkau di Surga-Nya. Aku mencintaimu ibu. :’*

0 komentar:

Posting Komentar

 

Mengharap Ampunan-Mu Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Gossip Celebrity Flower Image by Dapino