Rabu, 30 Desember 2015

Konsep Kerangka Utuh Jenis dan Bidang Layanan Bimbingan Konseling


Konsep Kerangka Utuh Jenis dan Bidang Layanan Bimbingan Konseling

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling
Disusun oleh kelompok 1:
Kelas 3 A
1.      Hanik Hamdiyah                     (D07213014)
2.      Nur Triana Argani                   (D97214116)
3.      Fita Nur Chalimah                  (D27213328)
4.      Miftahul Ilmiyah Haqiqi         (D97214113)

Dosen pengampu:
Husni Abdillah, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Pada masa pembangunan dan pembaharuan di segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Dimana tugas seorang guru tidak hanya berfunsi sebagai pengajar saja, tetapi juga sebagi pendidik, inovator, pembimbing, dan fasilitator untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki peserta didik pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya. Sedangkan para petugas bimbingan dan konseling dalam tugas-tugas bimbingan merupakan komplemen penting untuk mencapai tujuan pendidikan untuk mengatasi kesulitan belajar para siswa.
Pada setiap jenjang pendidikan (TK/RA-SD/MI-SMP/MTs-SMA/MA) tentu saja ada siswa yang mengalami kesulitan belajar, dan kesullitan belajarnyapun berbeda-beda. Sehingga dalam mengatasi masalah siswa yang berbeda-beda, perlu adanya spesifikasi dan pembagian bidang pelayanan maupun jenis pelayanan bimbingan dan konseling agar lebih mempermudah dalam mengatasi permasalahan siswa sedini mungkin sehingga siswa akan lebih lancar dalam menempuh jenjang pendidikan berikutnya.

B.   Rumusan Masalah
1.      Apa saja jenis layanan bimbingan konseling?
2.      Apa saja bidang layanan bimbingan konseling?

C.   Tujuan
1.      Untuk mengetahui jenis layanan bimbingan konseling.
2.      Untuk mengetahui bidang layanan bimbingan konseling.



BAB II
KONSEP KERANGKA UTUH JENIS DAN BIDANG LAYANAN BIMBINGAN KONSELING
A.   Jenis Layanan Bimbingan Konseling
1.      Layanan Orientasi
a.       Makna layanan orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya[1].
b.      Tujuan layanan orientasi
1.)    Agar siswa mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru.
2.)    Agar memiliki pemahaman tentang berbagai hal yang penting dari suasana yang baru saja dijumpainya.
3.)    Agar terhindar dari hal-hal negatif yang dapat timbul akibat individu tidak memahami lingkungan barunya.
c.       Isi layanan orientasi
Isi layanan orientasi meliputi bidang pengembangan pribadi, bidang pengembangan hubungan sosial,bidang pengembangan kegiatan belajar, bidang karier, bidang pengembangan kehidupan berkeluarga, bidang pengembangan kehidupan beragama.
d.      Teknik layanan orientasi
1.)    Penyajian, yaitu melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
2.)    Pengamatan, yaitu melihat langsung objek-objek yang terkait dengan isi layanan.
3.)    Partisipasi, yaitu dengan  melibatkan diri secara langsung dalam suasana dan kegiatan, mencoba, dan mengalami sendiri.
4.)    Studi dokumentasi, yaitu dengan membaca da mempelajari berbagai dokumen yang terkait.
5.)    Kontemplasi, yaitu dengan memikirkan dan merenungkan secara mendalam tentang berbagi hal yang menjadi isi layanan.
e.       Layanan pendukung layanan orientasi
1.)    Aplikasi instrumentasi, misalnya tes dapat menjadi bahan pertimbangan untuk layanan orientasi terutama untuk menetapkan isi layanan sekaligus individu yang akan menjadi peserta layanan. Pemakaian instrumen harus sahih, dalam hal ini konselor bertanggung jawab atas pemilihan instrumen yang akan dipakai, dan harus dipersiapkan secara matang.
2.)    Himpunan data. Data yang perlu dikumpulkan, disusun, dan dipelihara meliputi data pribadi dan data umum. Data-data tersebut perlu dilengkapi dengan hasil pengamatan, wawancara, hasil angket, hasil inventori misalnya tentang masalah, sikap, dan kebiasaan belajar yang dialami siswa.[2]
3.)    Konferensi kasus. Konferensi kasus untuk mengidentifikasi hal-hal apa saja yang akan menjadi isi layanan.
4.)    Kunjungan rumah.
5.)    Alih tangan kasus, apabila keadaan kurang terpenuhinya kebutuhan siswa oleh konselor, terutama kebutuhan di luar kewenangan konselor.
f.       Pelaksanaan layanan orientasi
1.)    Perencanaan. Pada tahap ini yang dilakukan adalah menetapkan objek orientasi, peserta layanan, jenis kegiatan, dan menyiapkan fasilitas dan kelengkapan administrasi.
2.)    Pelaksanaan. Pada tahap ini yang dilakukan adalah mengorganisasikan kegiatan layanan, mengimplementasikan pendekatan tertentu termasuk implementasi format layanan dan penggunaan media.
3.)    Evaluasi. Hal-hal yang dilakukan adalah menetapkan materi dan prosedur evaluasi, menyusun dan mengaplikasikan instrumen evaluasi, mengolah hasil evaluasi.
4.)    Analisis hasil evaluasi. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah menetapkan standar analisis, melakukan analisis, dan menafsirkan hasil analisis.
5.)    Tindak lanjut. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah menetapkan jenis dan arah tindak lanjut, mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak yang terkait, melaksanakan rencana tindak lanjut.
6.)    Pelaporan. Meliputi, menyusun laporan, menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait, mendokumentasikan laporan.
2.      Layanan Informasi
a.       Makna layanan informasi
Menurut Winkel (1991) layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Layanan informasi juga bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda[3].
b.      Tujuan layanan informasi
Agar siswa mengetahui dan menguasai informasi baik tentang dirinya maupun tentang lingkungannya.
c.       Isi layanan informasi
Isi layanan informasi meliputi informasi tentang pengembangan diri, hubungan antarpribadi, sosial, nilai-nilai, dan moral, pendidikan, kegiatan belajar, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia karier dan, sosial budaya, politik, dan kewarganegaraan, kehidupan berkeluarga, agama dan kehidupan beragama.
d.      Teknik layanan informasi
1.)    Ceramah, tanya-jawab,dan diskusi.
2.)    Karya wisata. Karya wisata merupakan kunjungan ke objek-objek lapangan kerja yang dapat membantu siswa mengembangkan sikap-sikap terhadap pendidikan, pekerjaan, dan berbagai masalah dalam masyarakat[4].
3.)    Melaui media, seperti buku panduan sekolah, majalah, artikel, rubrik yang mengandung nilai informasi pendidikan.
4.)    Acara khusus. Misalanya Hari tanpa Asap Rokok, dalam acara tersebut, disampaikan berbagai informasi yang berkaitan dengan hari-hari tersebut.
5.)    Mengundang narasumber.
e.       Layanan pendukung layanan informasi
1.)    Aplikasi instrumen dan himpunan data, hal ini digunakan untuk menetapkan informasi yang menjadi isi layanan, menetapkan calon pesrta, menetapkan calon penyaji.
2.)    Konferensi kasus. Konferensi kasus dihadiri oleh stakeholders sekolah seperti kepala sekolah dan wakilnya, pembimbing, guru, wali kelas, orang tua, tokoh masyarakat, dan lain-lain.
3.)    Kunjungan rumah. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui pendapat orang tua dan kondisi kehidupan keluarga terkait dengan penguasaan informasi tertentu oleh anak atau anggota keluarga lainnya.
4.)    Alih tugas kasus. kegiatan ini apabila permasalahan yang dialami peserta berada di luar kewenangan konselor, sehingga upaya alih kasus perlu dilakukan.
f.       Pelaksanaan layanan informasi, yang mencakup: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi, tindak lanjut, dan pelaporan.

3.      Layanan Penempatan dan Penyaluran
a.       Makna layanan penempatan dana penyaluran
Layanan penempatan adalah usaha-usaha membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan untuk menyalurkan bakat, minat dan hobinya agar mencapai perkekmbangan secara optimal[5].
b.      Tujuan layanan penempatan dana penyaluran
1.)    Agar siswa memahami potensi dan kondisi dirinya sendiri serta kondisi lingkungannya.
2.)    Untuk mencegah semakin parahnya masalah, hambatan, dan kerugian yang dialami siswa.
3.)    Untuk mengangkat individu dari kondisi yang tidak baik kepada kondisi yang lebih baik.
4.)    Mengembangkan potensi individu dan memeliharanya dari hal-hal yang dapat menghabat dan merugikan perkembangannya.
c.       Isi layanan penempatan dana penyaluran
1.)    Sisi potensi diri siswa sendiri, mencakup: potensi intelegensi, bakat, minat, dan kecenderungan-kecenderungan pribadi, kemapuan berkomunikasi, kemampuan panca indera, kondisi fisik.
2.)    Sisi kondisi lingkungan, mencakup: kondisi udara dan cahaya, kondisi hubungan sosial emosi, kondisi dinamis suasana kerja, kondisi statis deperti aturan-aturan.
d.      Teknik layanan penempatan dana penyaluran
1.)    Studi dokumentasi terhadap hasil-hasil aplikasi instrumentasii dan himpunan data.
2.)    Observasi terhadap kondisi jasmaniah.
3.)    Studi terhadap aturan.
4.)    Studi kondisi lingkungan yang prospektif dan kondusif.
5.)    Wawancara dengan pihak-pihak yang terkait.
e.       Layanan pendukung layanan penempatan dana penyaluran
1.)    Aplikasi instrumen dan himpuan data yang berguna untuk menetapkan subjek sasaran layanan dan memperkaya bahan kajian terhadap potensi dan kondisi diri subjek dan lingkungannya.
2.)    Konferensi kasus.
3.)    Kunjungan rumah.
4.)    Alih tangan kasus.
f.       Pelaksanaan layanan penempatan dana penyaluran, diantaranya: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi, tindak lanjut, dan pelaporan.

4.      Layanan Penguasaan Konten
a.       Makna layanan penguasaan konten
Menurut Priyatno layanan pennguasaan konten merupakan suatu layanan bantua kepada siswa baik sendiri maupun kelompok untuk menguasai kemampuan tertentu melalui kegiatan belajar[6].
b.      Tujuan layanan penguasaan konten
1.)    Agar siswa memahami berbagai konten tertentu yang mencakup fakta-fakta, konsep, proses, hukumdan aturan, nilai-nilai, persepsi, sikap dan tindakan.
2.)    Untuk mengatasi masalah yang sedang dialami oleh siswa.
3.)    Mengembangkan sekaligus memelihara potensi siswa yang telah berkembang pada diri siswa.
c.       Isi layanan penguasaan konten, meliputi: pengembangan kehidupan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar mengajar, perencanan karier, kehidupan berkeluarga, dan kehidupan beragama.
d.      Teknik layanan penguasaan konten
1.)    Penyajian materi pokok konten.
2.)    Tanya-jawab dan diskusi.
3.)    Melakukan kegiatan lanjutan, seperti diskusi kelompok, survei lapangan, atau studi kepustakaan.
e.       Layanan pendukung layanan penguasaan konten diantaranya: aplikasi instrumentasi dan himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus
f.       Pelaksanaan layanan penguasaan konten, meliputi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi, tindak lanjut, dan pelaporan.

5.      Layanan Konseling Perorangan
a.       Makna layanan konseling perorangan
Layanan konseling perorangan merupakan layanan untuk membantu individu menyelesaikan masalah-masalah, terutama masalah sosial-pribadi yang mereka hadapi. Layanan ini bersifat terapeutik dan hanya dapat diberikan oleh pembimbing yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang bimbingan dan konseling atau psikologi[7].
b.      Tujuan layanan konseling perorangan
1.)    Agar siswa memahami seluk-beluk yang dialami secara komprehensif, positif, dan dinamis.
2.)    Agar siswa dapat mengembangkan potensi-potensi individu dan memelihara unsur-unsur positif yang ada pada diri siswa.
c.       Isi layanan konseling perorangan meliputi: masalah yang berkaitan dengan kehidupan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar mengajar, pengembangan karier, kehidupan berkeluarga, dan kehidupan beragama.
d.      Teknik layanan konseling perorangan meliputi: kontak mata, kontak psikolog, ajakan untuk berbicara, penerapan tiga m ( mendengar, memahami, dan merespon), keruntutan, pernyataan terbuka, refleksi isi, penyimpulan, penafsiran, konfontasi, ajakan untuk memikirkan sesuatu yang lain, peneguhan hasrat, penfrustasian kilen, strategi tidak memaafkan klien, suasana diam, transferensi dan kontra transferensi, teknik eksperensial, interpretasi pengalaman masa lampau, asosiasi bebas, sentuhan jasmaniah, penilaian, dan pelaporan.
e.       Layanan pendukung layanan konseling perorangan
1.)    Aplikasi instrumentasi. Hasil tas, hasil ujian, hasil AUM (Alat Ungkap Masalah), sosiometri, angket, dan lain sebagainya dapat dijadikan dasar untuk pemberian bantuan dan layanan kepada individu.
2.)    Himpunan data. Himpunan data dapat dijadikan pertimbangan untuk memanggil siswa dan dijadikan konten yang diwacanakan dalam layanan konseling perorangan.
3.)    Konferensi kasus.
4.)    Kunjungan rumah.
5.)    Alih tangan kasus.
f.       Pelaksanaan layanan konseling perorangan
1.)    Pemahaman masalah, yakni pengkajian tentang sumber-sumber penyebabnya.
2.)    Analisis sebab-sebab timbulnya masalah. Dalam langkah ini, pembahasan tentang masalah yang dihadapi itu beserta sumber-sumber penyebabnya antara klien dan konselor perlu dilakukan secara intensif dan terbuka.
3.)    Aplikasi metode khusus. Metode khusus bervariasi, dari pengembangan penalaran dan kata hati, peneguhan hasrat untuk menyelesaikan masalah, latihan merencanakan suatu kegiatan, pemberian contoh, latihan bersikap dan bertindak.
4.)    Evaluasi. Untuk mengukur sampai berapa jauh masalah klien dientaskan.
5.)    Tindak lanjut, hasil evaluasi dipakai sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk rencana tindak lanjut[8].

6.      Layanan Bimbingan Kelompok
a.       Makna layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan kepada individu melalui kegiatan kelompok.  Dalam layanan bimbingan kelompok harus dipimpin oleh pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok adalah konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik bimbingan konseling[9].
b.      Tujuan layanan bimbingan kelompok
1.)    Untuk memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional, dan sosial[10].
2.)    Untuk mengembangkan kemampuan besosialisasi dengan mengembangkan perasaan,pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang efektif, yakni kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.
c.       Isi layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbungan kelompok membahas topik tugas maupun topik bebas. Topik tugas adalah topik yang diberikan konselor kepada kelompok untuk dibahas. Sedangkan topik bebas adalah topik yang membahas yang dikemukakan secara bebas oleh anggota kelompok secara bergilir, kemudian dipilih mana topik yang akan dibahas terlebih dahulu.
Topik bebas maupun topik tugas dapat mencakup bidang-bidang pengembangan kepribadian, hubungan sosial, pendidikan, karier, kehidupan berkeluarga, kehidupan beragama, dan lain sebagainya.
d.      Teknik layanan bimbingan kelompok
1.)    Teknik umum. Teknik ini meliputi:
a.)    komunikasi multi arah secara efektif, dinamis, dan terbuka
b.)    Pemberian  rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis, dan pengembangan argumentasi.
c.)    Dorongan minimal memantapkan respon dan aktivitas anggota kelompok.
d.)   Penjelasan, pendalaman, dan pemberian contoh untuk lebih memantapkan analisis, argumentasi, dan pembahasan.
e.)    Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku baru yang dikehendaki.
2.)    Permainan kelompok, memiliki ciri-ciri:
a.)    Sederhana.
b.)    Menggembirakan.
c.)    Menumbuhkan suasana rileks dan tidak melelahkan.
d.)   Meningkatkan keakraban
e.       Layanan pendukung layanan bimbingan kelompok, diantaranya: aplikasi instrumentasi dan himpuan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus.
f.       Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
1.)    Perencanaan. Merencanakan jumlah anggota kelompok anata 8-10 oarang.
2.)    Pelaksanaan, yang mencakup:
a.)    Mengomunikasikan rencana layanan bimbingan kelompok.
b.)    Mengorganisasiakan kegiatan layanan bimbingan kelompok.
c.)    Menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok melalui tahap-tahap: pembentukan, peralihan, kegiatan, dan pengakhiran.
3.)    Evaluasi.
4.)    Analisis hasil evaluasi.
5.)    Tindak lanjut.
6.)    Pelaporan.

7.      Layanan Konseling Kelompok
a.       Makna layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompok merupakan bantuan kepada individu dalam situasi kelompok yang bersifat memberikan kesempatan, dorongan, juga pengarahan kepada individu-individu yang bersangkutan untuk mengubah sikap dan perilakunya selaras dengan lingkungan[11].
b.      Tujuan layanan konseling kelompok
1.)    Untuk mengembangkan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi.
2.)    Untuk memecahkan maslalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut bagi individu-individu lain yang menjadi peserta layanan.
c.       Isi layanan konseling kelompok
Membahas masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
d.      Teknik layanan konseling kelompok
1.)    Teknik umum.
2.)    Permainan kelompok.
e.       Layanan pendukung layanan konseling kelompok, diantaranya: aplikasi instrumentasi dan himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus.
f.       Pelaksanaan layanan konseling kelompok meliputi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi, tindak lanjut, dan pelaporan.


8.      Layanan Konsultasi
a.       Makna layanan konsultasi
Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor terhadap seorang pelanggan (konsulti) dalam menangani kondisi atau permasalahan pihak ketiga, dimana konsulti adalah orang yang memiliki hubungan baik dan tanggung jawab tehadap permasalahan yang dialami pihak ketiga[12].
b.      Tujuan layanan konsultasi
Tujuan layanan konsultasi adalah agar konsultai memiliki kemampuan diri yang berupa wawasan, pemahaman, dan cara-cara bertindak yang terkait langsung dengan permasalahan pihak.
c.       Isi layanan konsultasi
Layanan konsultasi dapat menyangkut pengembangan bidang pribadi, hubungan sosial,pendidikan, karier, kehidupan berkeluarga, dan kehidupan beragama.
d.      Teknik layanan konsultasi
1.)    Teknik umum
a.)    Menerima klien.
b.)    Mengatur posisi duduk.
c.)    Mengadakan penstrukturan.
d.)   Mengadakan analisis dan diskusi tentang permasalahan yang dihadapi hingga mengadakan penilaian dan laporan.
2.)    Teknik khusus
a.)    Perumusan tujuan.
b.)    Pengembangan perilaku itu sendiri.
c.)    Pemberian nasehat.
d.)   Penyusunan kontrak.
e.)    Alih tangan kasus (jika perlu).
e.       Layanan pendukung layanan konsultasi
1.)    Aplikasi instrumentasi.
2.)    Himpunan data. Syarat-syarat menggunakan himpunan data, memperoleh izin untuk menggunakannya, tetap menjaga kerahasiaan data tersebut kepada siapapun juga, termasuk kepada pihak ketiga.
3.)    Konferensi kasus. Konsultan sedang melakukan konsultasi yang diperluas dengan konsulti yang lebih satu orang (semua peserta konferensi kasus).
f.       Pelaksanaan layanan konsultasi
1.)    Perencanaan.
2.)    Pelaksanaan. Mencakup kegiatan:
a.)    Menerima konsulti.
b.)    Menyelenggarakan penstrukturan konsultasi.
c.)    Membahas masalah pihak ketiga yang dibawa oleh konsulti.
d.)   Mendorong dan melatih konsulti untuk:
(1)   Mampu menangani masalah yang dialami oleh pihak ketiga
(2)   Memanfaatkan sumber-sumber yang ada berkenaan dengan pembahasan masalah pihak ketiga.
e.)    Membina komitmen konsulti untuk menangani masalah pihak ketiga.
f.)     Melakukan penilaian segera.
3.)    Evaluasi, mencakup tiga aspek:
a.)    Pemahaman yang diperoleh konsulti.
b.)    Perasaan yang berkembang pada diri konsulti.
c.)    Kegiatan yang akan dilaksanakan setelah proses konsultasi berakhir.
4.)    Analisis hasil evaluasi. Hasil evaluasi ini berkaitan dengan pihak ketiga dan konsulti sendiri.
5.)    Laporan yang meliputi kegiatan:
a.)    Membicarakan dengan konsulti tentang laporan yang diperlukan oleh konsulti.
b.)    Mendokumentasikan laporan layanan konsultasi.

9.      Layanan Mediasi
a.       Makna layanan mediasi
“Mediasi” terkait dengan istilah ”media” yang berasal dari kata “medium” yang berarti perantara. Media bisa dimaknai sebagai suatu kegiatan yang menghubungkan antara dua kondisi yang berbeda dan mengadakan kontak sehingga dua pihak yang semula terpisah menjadi saling terkait[13].
Dalam layanan mediasi konselor menghadapi klien (siswa) yang terdiri atas dua pihak atau lebih, dua orang atau lebih, dua kelompok atau lebih (kombinasi atara sejumlah individu dan kelompok).
b.      Tujuan layanan mediasi
Agar terjadi perubahan atas kondisi awal yang negatif (bertikai atau bermusuhan) menjadi kondisi baru yang kondusif dan bersahabat dalam hubungan antara kedua belah pihak yang bermasalah.
c.       Isi layanan mediasi
Masalah-masalah yang menjadi isi layanan mediasi bukan masalah yang bersifat kriminal. Layanan mediasi lebih banyak berkaitan dengan masalah-masalah sosial, seperti pertikaian, dendam dan sakit hati, tuntutan atas hak, dan lain-lain.
d.      Teknik layanan mediasi
1.)    Teknik umum, yang mencakup:
a.)    Penerimaan terhadap klien.
b.)    Penstrukturan pengembangan pemahaman dan asas kerehasiaan, keterbukaan, dan kesukarelaan.
c.)    Ajakan berbicara untuk mencari tahu permasalahan yang dialami siswa.
2.)    Teknik khusus
a.)    Informasi dan contoh pribadi
b.)    Perumusan tujuan, pemberia contoh, dan latihan bertingkah laku.
c.)    Nasihat.
d.)   Peneguhan hasrat dan kontrak.
e.       Layanan pendukung layanan mediasi
1.)    Aplikasi instrumentasi. Angket dan pengukuran skala sikap dapat digunakan untuk layanan mediasi
2.)    Himpunan data. Misalnya data tentang kronoligis terjadinya peristiwa perkelahian, oleh siapa data itu disimpan, dan bagaimana prosedurnya.
3.)    Konferensi kasus. Menurut Prayitno (2004) ada tiga jenis konferensi kasus, diantaranya:
a.)    Konferensi kasus yang dihadiri oleh peserta layanan mediasi dan pihak-pihak lain yang dianggap dapat  membantu penyelesaian masalah.
b.)    Konferensi kasus yang dihadiri oleh wakil-wakil pihak yang berselisih dan pihak lain yang dianggap dapat membantu penyelesaian masalah.
c.)    Konferensi kasus yang dihadiri oleh pihak-pihak lain yang dianggap dapat membantu penyelesaian masalah dalam layanan mediasi dan tidak dihadiri oleh wakil-wakil peserta layanan yang disepakati oleh pihak peserta layanan.
4.)    Kunjungan rumah, misalnya kunjungan rumah yang dilakukan untuk menjenguk korban akibat perkelahian, dan bermaksud untuk menjenguk korban dan menyampaikan hasil mediasi.
5.)    Alih tangan kasus. Layanan mediasi tidak membahas persoalan siswa yang terkait kriminal, gangguan penyakit, mistik, karena masalah-masalah tersebut bukan lagi kewenangan konselor dan harus dialihtangankan kepada pihak yang lebih berwenang.
f.       Pelaksanaan layanan mediasi
1.)    Perencanaan.
2.)    Pelaksanaan.
3.)    Evaluasi. Fokus evaluasi adalah kualitas hubungan antarpeserta layanan.
4.)    Analisis hasil evaluasi.
5.)    Tindak lanjut. Yakni meyelenggarakan layanan mediasi lanjutan untuk membicarakan hasil evaluasi dan memantapkan upaya perdamaian antarkeduabelah pihak.
6.)    Pelaporan.

B.   Bidang Layanan Bimbingan Konseling
a.    Bidang Pengembangan Pribadi
1.    Aspek-aspek bimbingan pribadi
Bimbingan pribadi adalah jenis bimbingan yang membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi. Bidang pengembangan pribadi siswa mencakup dua hal yaitu, mengembangkan aspek-aspek kepribadian siswa yang menyangkut Tuhan dan dirinya sendiri.
Problem individu yang berhubungan dengan Tuhannya seperti sulit untuk menghadirkan rasa takut (takwa), rasa taat, dan rasa bahwa Dia selalu mengawasi perbuatan setiap individu. Akibat selanjutnya dari problem itu adalah timbul rasa malas dan enggan melakukan ibadah dan ketidak mampuan untuk meninggalkan perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt.
Problem individu yang berkenaan dengan dirinya sendiri seperti kegagalan dalam mempertemukan antara aspek-aspek pribadi di satu pihak dan keadaan lingkungan di pihak lain. Akibatlanjutnya adalah timbul sikap was-was, ragu-ragu, berprasangka buruk, lemah motivasi, dan tidak mampu bersikap mandiri dalam melakukan segala hal[14].
2.    Makna bimbingan pribadi
Bimbingan pribadi bisa dimaknai sebagai suatu bantuan kepada siswa untuk mengembangkan hidup peribadinnya, seperti motivasi, persepsi tentang diri, gaya hidup, perkembangan nilai-nilai moral dalam diri, kemampuan mengerti dan menerima dirinya maupun orang lain[15].
3.    Tujuan bimbingan pribadi
a.)    Mencapai tujuan dan tugas perekembangan pribadi.
b.)    Mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
4.    Bentuk-bentuk layanan pribadi
a.)    Layanan informasi
1.)    Informasi tentang tahap-tahap perkembangan, yang mencakup fisik, motorik, bicara, emosi, sosial, penyesuaian sosial, kreativitas, moral, seks, perkembangan kepribadian.
2.)    informasi tentang keadaan masyarakat mencakup informasi tentang ciri-ciri masyarakat maju, makna ilmu pengetahuan, pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia.
b.)    Layanan pengumpulan data mencakup data individu, kejasmanian dan kesehatan, riwayat pendidikan, prestasi, bakat, dan minat.
c.)    Layanan orientasi di bidang pengembangan mencakup suasana, lembaga, da objek pengembangan pribadi.

b.   Bidang Pengembangan Sosial
1.    Aspek-aspek bimbingan sosial
Problem yang terkait dengan orang lain atau lingkungan sosialnya, misalnya: kesulitan dalam persahabatan, kesulitan mencari teman, merasa terasing dalam aktivitas kelompok, kesulitan memperoleh penyesuaian dalam kegiatan kelompok, kesulitan mewujudkan hubungan yang harmonis dalam keluarga, dan kesulitan dalam menghadapi situasi sosial yang baru.
Aspek-aspek sosial yang memerlukan pelayanan bimbingan sosial diantaranya: kemampuan individu melakukan sosialisasi dengan lingkungannya, kemampuan individu melakukan adaptasi, dan kemampuan individu melakukan interaksi sosial dengan lingkungannya baik keluarga, sekolah, dan masyarakat[16].
2.    Makna bimbingan sosial
Bimbingan sosial bermakna suatu bimbingan atau bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sosial seperti pergaulan, penyelesaian masalah konflik, adaptasi, dan sebagainya.
Menurut Andi Mapiare suatu bimbingan dikatakan bimbingan sosial apabila penekanan bimbingan lebih diarahkan pada usaha-usaha mengurangi masalah-masalah sosial.
3.    Tujuan bimbingan sosial
Tujuan utama pelayanan bimbingan sosial adalah agar individu yang dibimbing mampu melakukan interaksi sosial secara baik di lingkungannya. Dalam konteks manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk ciptaan Allah Swt. Dahlan menyatakan bahwa tujuan bimbingan sosial adalah agar individu mampu mengembangkan diri secara optimal sebagai makhluk sosial ciptaan Allah Swt.
4.    Bentuk-bentuk layanan bimbingan sosial
a.)    Layanan informasi, yang mencakup:
1.)    Informasi tentang keadaan masyarakat saat ini; yang mencakup informasi tentang  ciri-ciri masyarakat maju atau modern dan makna ilmu pengetahuan.
2.)    Informasi tentang cara-cara berkomunikasi.
b.)    Layanan orientasi untuk bidang pengembangan sosial adalah: suasana hubungan sosial, lembaga sosial, dan objek-oobjek pengembangan sosial.




c.       Bidang Pengembangan Kegiatan Belajar
1.      Aspek-aspek bimbingan belajar
Beberapa aspek maslah belajar yang memerlukan layanan bimbingan belajar atau bimbingan akademik adalah: kemampuan, motivasi, minat, atau prestasi belajar yang rendah, tidak berbakat pada mata pelajaran tertentu, kesulitan berkonsentrasi dalam belajar, sikap belajar yang tidak terarah, perilaku mal adaptif dalam belajar, seperti suka mengganggu teman ketika belajar, penyaluran kelompok belajar dan kegiatan belajar siswa lainnya, pemilihan dan penyaluran jurusan atau pemilihan pendidikan lanjutan, gagal ataupun tidak lulus ujian.
Menurut Surya (1988) beberapa aspek maslah individu (siswa) yang memerlukan layanan bimbingan belajar adalah: pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan, cara belajar yang tepat, perencanaan pendidikan[17].
2.      Makna bimbingan belajar
Bimbingan belajar atau bimbingan akademik adalah suatu bantuan dari pembimbing kepada individu dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang berkaitan dengan tuntutan-tuntutan di intitusi pendidikan. (Winkel, 1991).
Menurut Ruth Strong makna bimbingan belajar adalah bimbingan yang diberikan kepada siswa agar siswa dapat memilih program yang cocok dan mencari kemajuan-kemajuan melalui program yang dipilihnya[18].
3.      Tujuan bimbingan belajar
Tujuan bimbingan belajar adalah untuk membantu individu (siswa) agar mencapai perkembangan belajar siswa dan agar siswa mampu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar.
4.      Bentuk-bentuk layanan bimbingan belajar
a.)    Orientasi kepada siswa (khususnya siswa baru) tentang tujuan institusional, isi kurikulum pembelajaran, struktur organisasi, cara-cara belajar yang tetapt, adaptasi dengan corak pendidkan di sekolah.
b.)    Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yqng tepat selama mengikuti pelajaran di sekolah maupun di rumah baik secara individual maupun kelompok.
c.)    Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai.
d.)   Pengumpulan data siswa yang berkenaan dengan kemampuan intelektual, bakat khusus, minat, cita-cita pada program atau jurusan tertentu.
e.)    Bantuan dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan mengatur kegiatan belajar kelompok agar berjalan secara efektif dan efisien.

d.      Bidang Pengembangan Karier
1.      Aspek-aspek bimbingan karier
Pengembangan bimbingan karier di sekolah disesuiakan dengan tingkatan pendidikan, kemampuan, dan karakteristik kepribadian yang bersangkutan, beberapa masalah aspek karier yang membutuhkan pelayanan bimbingan karier di sekolah diantaranya: Pemahaman terhadap dunia kerja, perencanaan dan pemilihan karier, penyediaan berbagai berbagai program studi yang berorientasi dengan karier, nilai-nilai kehidupan yang berkenaan dengan karier, cita-cita masa depan, minat, kepribadian, harapan keluarga dan bakat, adapatasi terhadap tuntutan yang terkandung dalam karier tertentu, pasar kerja[19].
2.      Makna bimbingan karier
Menurut winkel (1991) merupakan bantuan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, pemilihan lapangan pekerjaan, serta membekali diri agar siap memangku jabatan tersebut dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.
Bimbingan karier juga bermakna jenis bimbingan yang membantu siswa dalam mengahadapi dan menyelasaikan masalah-masalah yang menyangkut karier tertentu.
3.      Tujuan bimbingan karier
a.)    Agar siswa memperoleh informasi dan pemahaman tentang karier atau profesi tertentu
b.)    Agar siswa mampu beradaptasi, merencanakan,  membuat, dan mengembangkan pilihan karier tertentu kelak setelah selesai dari pendidikan
c.)    Mengenal berbagai jens pekerjaan yang terbuka baginya dan menghayati nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat yang berorientasi pada karier
d.)   Mampu membuat keputusan-keputusan yang rasional sehubungan dengan tujuan yang ingin diperjuangkan dalam bidang karier tertentu
e.)    Melaksanakan keputusan tersbut dalam bentuk mengintegrasikan nilai-nilai yang terkandung dalam karier serta sikap-sikap yang dituntut dalam berkarier.
Dengan demikian, bimbingan karier di sekolah tidak secara langsung membantu siswa berkarier, tetapi lebih banyak bersifat informasi.
4.      Bentuk-bentuk layanan bimbingan karier
a.)    Layanan informasi
1.)    Layanan informasi tentang diri sendiri, yang mencakup kemampuan intelektual, bakat khusus di bidang akademik, minat umum dan khusus, hasil belajat dalam berbagai bidang studi, sifat-sifat kepribadian yang ada relevansinya dengan karier, bilai kehidupan dan cita-cita masa depan, keterampilan khusus yang dimiliki siswa, kesehatan fisik dan mental.
2.)    Layanan informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan karier, yang mencakup informasi pendidikan, informasi karier.
b.)    Layanan penempatan
Layanan penempatan yakni usaha membantu siswa merencanakan masa depannya selama masih di bangku sekolah dan sesudah tamat dalam mengambil program studi tertentu sebagai studi lanjutan atau langsung bekerja, yang mencakup perencanaan masa depan, pengambilan keputusan, penyaluran ke salah satu jalur studi akademik, program kegiatan ekstrakurikuler, pemantapan dan reorientasi, pengumpulan data dalam rangka penelitian terhadap mereka yang sudah tamat sekolah.
c.)    Orientasi.
Layanan orientasi untuk bidang pengembangan mencakup suasana, lembaga, dan objek karier seperti kantor,bengkel, pabrik, dan lain-lain.
e.       Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga
1.)    Aspek pengembangan kehidupan berkeluarga
Aspek-aspek kehidupan berkeluarga yang membutuhkan layanan bimbingan dan konseling antara lain:
a.)    Pemahaman tentang fungsi-fungsi peranan dan tanggung jawab keluarga.
b.)    Pemahaman tentang kesehatan reproduksi pada manusia.
c.)    Perilaku seksual yang benar, pernikahan, perceraian, talak dan rujuk, kelahiran[20].
2.)    Makna bimbingan kehidupan berkeluarga
Bimbingan kehidupan berkeluarga merupakan bimbingan yang diberikan kepada siswa, yang mana melalui bimbingan kehidupan sosial berkeluarga, ssiwa dibantu mencarikan alternatif bagi pemecahan masalah yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.
3.)    Tujuan bimbingan kehidupan berkeluarga
Tujuan bimbingan kehidupan berkeluarga adalah agar siswa memperoleh pemahaman yang benar tentang kehidupan berkeluarga dan agar siswa mampu memecahkan masalah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.
4.)    Bentuk-bentuk layanan bimbingan pengembangan kehidupan berkeluarga
a.)    Layanan data, misalnya data tentang kesehatan siswa, status siswa dalam keluarga, data tentang orang tua, data tentang saudara, dan lain-lain.
b.)    Layanan informasi yang terkait dengan bimbingan dan konseling bidang kehidupan beraga antara lain: informasi tentang pergaulan remaja, kesehatan reproduksi, perkawina, talak, dan rujuk.
c.)    Orientasi. Layanan orientasi untuk bidang pengembangan berkeluarga mencakup suasana, lembaga, dan objek kehidupan keluarga, seperti peristiwa pernikahan, talak, dan rujuk.

f.       Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama
1.)    Aspek pengembangan kehidupan beragama
Aspek pengembangan kehidupan beragama yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah suasana lembaga dan objek keagamaan seperti upacara ritual agama, sarana ibadah keagamaan, situs, dan peninggalan keagamaan[21].
2.)    Makna bimbingan kehidupan beragama
Makna bimbingan kehidupan beragama adalah bantuan yang diberikan pembimbing kepada terbimbing agar mereka mampu menghadapi masalah yang berkaitan dengan kehidupan beragama.
3.)    Tujuan bimbingan kehidupan beragama
Tujuan layanan bimbingan dan konseling bidang kehidupan beragama adalah agar siswa memiliki pemahaman yang baik dan benar tentang ajaran agamanya baik di lingkungan sekolah maupun keluarga atau masyarakat.
4.)    Bentuk-bentuk layanan bimbingan beragama
a.)    Informasi
Layanan informasi untuk bidang pengembangan kehidupan beragama mencakup: informasi tentang suasana kehidupan beragama, upaca atau ritual keagamaan, tempat ibadah, hari-hari besar keagamaan.
b.)    Orientasi
Layanan orientasi untuk bidang pengembangan kehidupan beragama meliputi: suasana keagamaan, lembaga dan objek keagamaan, upacar ritula keagamaan, sarana ibadah keagamaan, situ atau peninggalan-peninggalan keagamaan, dan lain sebagainya[22].



BAB III
PENUTUP
A.   Simpulan
1.      Bidang-bidang pelayanan bimbingan sosial meliputi: bidang pengembangan pribadi, bidang pengembangan sosial, bidang pengembangan kegiatan belajar, bidang pengembangan karier, bidang pengembangan kehidupan berkeluarga, dan bidang pengembangan kehidupan beragama.
2.      Jenis-jenis bimbingan pelayanan dan konseling meliputi: layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konsultasi, dan layanan mediasi.

B.   Saran
1.      Kepada mahasiswa terutama mahasiswa pendidikan, sangat perlu untuk memahami hal-hal yang terkait dengan masalah yang dialami peserta didik baik masalah yang berkaitan dengan dirinya sendiri, keluarga, maupun sekolah.
2.      Selaian itu juga, mahasiswa harus mampu memahami konsep kerangka utuh jenis dan bidang layanan bimbingan dan konseling untuk dijadikan pedoman dalam mengelompokkan bidang dan jenis layanan bimbingan konseling apa yang cocok untuk menyelesaikan masalah yang dialami peserta didik.



DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Yusuf. 1996. Pengantar Bimbingan dan Konseling Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Nurihsan, Achmad Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling. Bandung. PT Refika Aditama.
Priyanto dan Ermananti.1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Tohirin. 2013. Bimbingan dan Konselling di Sekolah Madrasah. Jakarta. PT Raja Grafindo.




[1] Priyanto dan Ermananti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), 255.
[2] Ibid, 320.
[3] Tohirin, Bimbingan dan Konselling di Sekolah Madrasah, (Jakarta:PT Raja Grafindo, 2013), 142.
[4] Priyanto dan Ermananti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, 270.
[5] Ibid, 272
[6] Tohirin, Bimbingan dan Konselling di Sekolah Madrasah, 152.
[7] Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), 20.
[8] Priyanto dan Ermananti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, 293-295.
[9] Tohirin, Bimbingan dan Konselling di Sekolah Madrasah, 164.
[10] Priyanto dan Ermananti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, 301.
[11]Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling, 24.
[12] Tohirin, Bimbingan dan Konselling di Sekolah Madrasah, 178.
[13] Ibid, 185.
[14] Ibid, 121.
[15] Yusup Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996), 49.
[16] Tohirin, Bimbingan dan Konselling di Sekolah Madrasah, 124.
[17] Ibid 124.
[18]Yusup Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling Buku Panduan Mahasiswa, 47.
[19] Tohirin, Bimbingan dan Konselling di Sekolah Madrasah, 129.
[20] Ibid, 133.
[21] Ibid,135.
[22] Ibid,  121-135.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Mengharap Ampunan-Mu Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Gossip Celebrity Flower Image by Dapino