Konsep Kerangka
Utuh Jenis dan Bidang Layanan Bimbingan Konseling
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bimbingan Konseling
Disusun oleh
kelompok 1:
Kelas 3 A
1.
Hanik
Hamdiyah (D07213014)
2.
Nur Triana
Argani (D97214116)
3.
Fita
Nur Chalimah (D27213328)
4.
Miftahul
Ilmiyah Haqiqi (D97214113)
Dosen pengampu:
Husni Abdillah,
M.Pd
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada masa pembangunan dan pembaharuan di segala bidang, termasuk
bidang pendidikan. Dimana tugas seorang guru tidak hanya berfunsi sebagai
pengajar saja, tetapi juga sebagi pendidik, inovator, pembimbing, dan
fasilitator untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki peserta didik
pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya. Sedangkan para petugas
bimbingan dan konseling dalam tugas-tugas bimbingan merupakan komplemen penting
untuk mencapai tujuan pendidikan untuk mengatasi kesulitan belajar para siswa.
Pada setiap jenjang pendidikan (TK/RA-SD/MI-SMP/MTs-SMA/MA) tentu
saja ada siswa yang mengalami kesulitan belajar, dan kesullitan belajarnyapun
berbeda-beda. Sehingga dalam mengatasi masalah siswa yang berbeda-beda, perlu
adanya spesifikasi dan pembagian bidang pelayanan maupun jenis pelayanan
bimbingan dan konseling agar lebih mempermudah dalam mengatasi permasalahan
siswa sedini mungkin sehingga siswa akan lebih lancar dalam menempuh jenjang
pendidikan berikutnya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
saja jenis layanan bimbingan konseling?
2.
Apa
saja bidang layanan bimbingan konseling?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui jenis layanan bimbingan konseling.
2.
Untuk
mengetahui bidang layanan bimbingan konseling.
BAB II
KONSEP KERANGKA UTUH JENIS DAN
BIDANG LAYANAN BIMBINGAN KONSELING
A.
Jenis Layanan Bimbingan Konseling
1.
Layanan Orientasi
a.
Makna
layanan orientasi
Layanan
orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa
baru atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya[1].
b.
Tujuan
layanan orientasi
1.)
Agar
siswa mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru.
2.)
Agar
memiliki pemahaman tentang berbagai hal yang penting dari suasana yang baru
saja dijumpainya.
3.)
Agar
terhindar dari hal-hal negatif yang dapat timbul akibat individu tidak memahami
lingkungan barunya.
c.
Isi
layanan orientasi
Isi layanan
orientasi meliputi bidang pengembangan pribadi, bidang pengembangan hubungan
sosial,bidang pengembangan kegiatan belajar, bidang karier, bidang pengembangan
kehidupan berkeluarga, bidang pengembangan kehidupan beragama.
d.
Teknik
layanan orientasi
1.)
Penyajian,
yaitu melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
2.)
Pengamatan,
yaitu melihat langsung objek-objek yang terkait dengan isi layanan.
3.)
Partisipasi,
yaitu dengan melibatkan diri secara
langsung dalam suasana dan kegiatan, mencoba, dan mengalami sendiri.
4.)
Studi
dokumentasi, yaitu dengan membaca da mempelajari berbagai dokumen yang terkait.
5.)
Kontemplasi,
yaitu dengan memikirkan dan merenungkan secara mendalam tentang berbagi hal
yang menjadi isi layanan.
e.
Layanan
pendukung layanan orientasi
1.)
Aplikasi
instrumentasi, misalnya tes dapat menjadi bahan pertimbangan untuk layanan
orientasi terutama untuk menetapkan isi layanan sekaligus individu yang akan
menjadi peserta layanan. Pemakaian instrumen harus sahih, dalam hal ini
konselor bertanggung jawab atas pemilihan instrumen yang akan dipakai, dan
harus dipersiapkan secara matang.
2.)
Himpunan
data. Data yang perlu dikumpulkan, disusun, dan dipelihara meliputi data
pribadi dan data umum. Data-data tersebut perlu dilengkapi dengan hasil
pengamatan, wawancara, hasil angket, hasil inventori misalnya tentang masalah,
sikap, dan kebiasaan belajar yang dialami siswa.[2]
3.)
Konferensi
kasus. Konferensi kasus untuk mengidentifikasi hal-hal apa saja yang akan
menjadi isi layanan.
4.)
Kunjungan
rumah.
5.)
Alih
tangan kasus, apabila keadaan kurang terpenuhinya kebutuhan siswa oleh
konselor, terutama kebutuhan di luar kewenangan konselor.
f.
Pelaksanaan
layanan orientasi
1.)
Perencanaan.
Pada tahap ini yang dilakukan adalah menetapkan objek orientasi, peserta
layanan, jenis kegiatan, dan menyiapkan fasilitas dan kelengkapan administrasi.
2.)
Pelaksanaan.
Pada tahap ini yang dilakukan adalah mengorganisasikan kegiatan layanan,
mengimplementasikan pendekatan tertentu termasuk implementasi format layanan
dan penggunaan media.
3.)
Evaluasi.
Hal-hal yang dilakukan adalah menetapkan materi dan prosedur evaluasi, menyusun
dan mengaplikasikan instrumen evaluasi, mengolah hasil evaluasi.
4.)
Analisis
hasil evaluasi. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah menetapkan standar
analisis, melakukan analisis, dan menafsirkan hasil analisis.
5.)
Tindak
lanjut. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah menetapkan jenis dan arah
tindak lanjut, mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak
yang terkait, melaksanakan rencana tindak lanjut.
6.)
Pelaporan.
Meliputi, menyusun laporan, menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait,
mendokumentasikan laporan.
2.
Layanan Informasi
a.
Makna
layanan informasi
Menurut Winkel
(1991) layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi
kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Layanan informasi juga
bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman
tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda[3].
b.
Tujuan
layanan informasi
Agar siswa mengetahui dan menguasai informasi baik tentang dirinya
maupun tentang lingkungannya.
c.
Isi
layanan informasi
Isi layanan
informasi meliputi informasi tentang pengembangan diri, hubungan antarpribadi,
sosial, nilai-nilai, dan moral, pendidikan, kegiatan belajar, dan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dunia karier dan, sosial budaya, politik, dan
kewarganegaraan, kehidupan berkeluarga, agama dan kehidupan beragama.
d.
Teknik
layanan informasi
1.)
Ceramah,
tanya-jawab,dan diskusi.
2.)
Karya
wisata. Karya wisata merupakan kunjungan ke objek-objek lapangan kerja yang
dapat membantu siswa mengembangkan sikap-sikap terhadap pendidikan, pekerjaan,
dan berbagai masalah dalam masyarakat[4].
3.)
Melaui
media, seperti buku panduan sekolah, majalah, artikel, rubrik yang mengandung
nilai informasi pendidikan.
4.)
Acara
khusus. Misalanya Hari tanpa Asap Rokok, dalam acara tersebut, disampaikan
berbagai informasi yang berkaitan dengan hari-hari tersebut.
5.)
Mengundang
narasumber.
e.
Layanan
pendukung layanan informasi
1.)
Aplikasi
instrumen dan himpunan data, hal ini digunakan untuk menetapkan informasi yang
menjadi isi layanan, menetapkan calon pesrta, menetapkan calon penyaji.
2.)
Konferensi
kasus. Konferensi kasus dihadiri oleh stakeholders sekolah seperti
kepala sekolah dan wakilnya, pembimbing, guru, wali kelas, orang tua, tokoh
masyarakat, dan lain-lain.
3.)
Kunjungan
rumah. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui pendapat orang tua dan kondisi
kehidupan keluarga terkait dengan penguasaan informasi tertentu oleh anak atau
anggota keluarga lainnya.
4.)
Alih
tugas kasus. kegiatan ini apabila permasalahan yang dialami peserta berada di
luar kewenangan konselor, sehingga upaya alih kasus perlu dilakukan.
f.
Pelaksanaan
layanan informasi, yang mencakup: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis
hasil evaluasi, tindak lanjut, dan pelaporan.
3.
Layanan Penempatan dan Penyaluran
a.
Makna
layanan penempatan dana penyaluran
Layanan
penempatan adalah usaha-usaha membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
menentukan pilihan untuk menyalurkan bakat, minat dan hobinya agar mencapai
perkekmbangan secara optimal[5].
b.
Tujuan
layanan penempatan dana penyaluran
1.)
Agar
siswa memahami potensi dan kondisi dirinya sendiri serta kondisi lingkungannya.
2.)
Untuk
mencegah semakin parahnya masalah, hambatan, dan kerugian yang dialami siswa.
3.)
Untuk
mengangkat individu dari kondisi yang tidak baik kepada kondisi yang lebih
baik.
4.)
Mengembangkan
potensi individu dan memeliharanya dari hal-hal yang dapat menghabat dan
merugikan perkembangannya.
c.
Isi
layanan penempatan dana penyaluran
1.)
Sisi
potensi diri siswa sendiri, mencakup: potensi intelegensi, bakat, minat, dan
kecenderungan-kecenderungan pribadi, kemapuan berkomunikasi, kemampuan panca
indera, kondisi fisik.
2.)
Sisi
kondisi lingkungan, mencakup: kondisi udara dan cahaya, kondisi hubungan sosial
emosi, kondisi dinamis suasana kerja, kondisi statis deperti aturan-aturan.
d.
Teknik
layanan penempatan dana penyaluran
1.)
Studi
dokumentasi terhadap hasil-hasil aplikasi instrumentasii dan himpunan data.
2.)
Observasi
terhadap kondisi jasmaniah.
3.)
Studi
terhadap aturan.
4.)
Studi
kondisi lingkungan yang prospektif dan kondusif.
5.)
Wawancara
dengan pihak-pihak yang terkait.
e.
Layanan
pendukung layanan penempatan dana penyaluran
1.)
Aplikasi
instrumen dan himpuan data yang berguna untuk menetapkan subjek sasaran layanan
dan memperkaya bahan kajian terhadap potensi dan kondisi diri subjek dan
lingkungannya.
2.)
Konferensi
kasus.
3.)
Kunjungan
rumah.
4.)
Alih
tangan kasus.
f.
Pelaksanaan
layanan penempatan dana penyaluran, diantaranya: perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, analisis hasil evaluasi, tindak lanjut, dan pelaporan.
4.
Layanan Penguasaan Konten
a.
Makna
layanan penguasaan konten
Menurut
Priyatno layanan pennguasaan konten merupakan suatu layanan bantua kepada siswa
baik sendiri maupun kelompok untuk menguasai kemampuan tertentu melalui
kegiatan belajar[6].
b.
Tujuan
layanan penguasaan konten
1.)
Agar
siswa memahami berbagai konten tertentu yang mencakup fakta-fakta, konsep,
proses, hukumdan aturan, nilai-nilai, persepsi, sikap dan tindakan.
2.)
Untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami oleh siswa.
3.)
Mengembangkan
sekaligus memelihara potensi siswa yang telah berkembang pada diri siswa.
c.
Isi
layanan penguasaan konten, meliputi: pengembangan kehidupan pribadi, kemampuan
hubungan sosial, kegiatan belajar mengajar, perencanan karier, kehidupan
berkeluarga, dan kehidupan beragama.
d.
Teknik
layanan penguasaan konten
1.)
Penyajian
materi pokok konten.
2.)
Tanya-jawab
dan diskusi.
3.)
Melakukan
kegiatan lanjutan, seperti diskusi kelompok, survei lapangan, atau studi kepustakaan.
e.
Layanan
pendukung layanan penguasaan konten diantaranya: aplikasi instrumentasi dan
himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus
f.
Pelaksanaan
layanan penguasaan konten, meliputi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis
hasil evaluasi, tindak lanjut, dan pelaporan.
5.
Layanan Konseling Perorangan
a.
Makna
layanan konseling perorangan
Layanan
konseling perorangan merupakan layanan untuk membantu individu menyelesaikan
masalah-masalah, terutama masalah sosial-pribadi yang mereka hadapi. Layanan
ini bersifat terapeutik dan hanya dapat diberikan oleh pembimbing yang memiliki
latar belakang pendidikan di bidang bimbingan dan konseling atau psikologi[7].
b.
Tujuan
layanan konseling perorangan
1.)
Agar
siswa memahami seluk-beluk yang dialami secara komprehensif, positif, dan
dinamis.
2.)
Agar
siswa dapat mengembangkan potensi-potensi individu dan memelihara unsur-unsur
positif yang ada pada diri siswa.
c.
Isi
layanan konseling perorangan meliputi: masalah yang berkaitan dengan kehidupan
pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar mengajar, pengembangan
karier, kehidupan berkeluarga, dan kehidupan beragama.
d.
Teknik
layanan konseling perorangan meliputi: kontak mata, kontak psikolog, ajakan
untuk berbicara, penerapan tiga m ( mendengar, memahami, dan merespon),
keruntutan, pernyataan terbuka, refleksi isi, penyimpulan, penafsiran,
konfontasi, ajakan untuk memikirkan sesuatu yang lain, peneguhan hasrat,
penfrustasian kilen, strategi tidak memaafkan klien, suasana diam, transferensi
dan kontra transferensi, teknik eksperensial, interpretasi pengalaman masa
lampau, asosiasi bebas, sentuhan jasmaniah, penilaian, dan pelaporan.
e.
Layanan
pendukung layanan konseling perorangan
1.)
Aplikasi
instrumentasi. Hasil tas, hasil ujian, hasil AUM (Alat Ungkap Masalah),
sosiometri, angket, dan lain sebagainya dapat dijadikan dasar untuk pemberian
bantuan dan layanan kepada individu.
2.)
Himpunan
data. Himpunan data dapat dijadikan pertimbangan untuk memanggil siswa dan
dijadikan konten yang diwacanakan dalam layanan konseling perorangan.
3.)
Konferensi
kasus.
4.)
Kunjungan
rumah.
5.)
Alih
tangan kasus.
f.
Pelaksanaan
layanan konseling perorangan
1.)
Pemahaman
masalah, yakni pengkajian tentang sumber-sumber penyebabnya.
2.)
Analisis
sebab-sebab timbulnya masalah. Dalam langkah ini, pembahasan tentang masalah
yang dihadapi itu beserta sumber-sumber penyebabnya antara klien dan konselor
perlu dilakukan secara intensif dan terbuka.
3.)
Aplikasi
metode khusus. Metode khusus bervariasi, dari pengembangan penalaran dan kata
hati, peneguhan hasrat untuk menyelesaikan masalah, latihan merencanakan suatu
kegiatan, pemberian contoh, latihan bersikap dan bertindak.
4.)
Evaluasi.
Untuk mengukur sampai berapa jauh masalah klien dientaskan.
5.)
Tindak
lanjut, hasil evaluasi dipakai sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk
rencana tindak lanjut[8].
6.
Layanan Bimbingan Kelompok
a.
Makna
layanan bimbingan kelompok
Layanan
bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan kepada individu
melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan
bimbingan kelompok harus dipimpin oleh pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok
adalah konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik bimbingan
konseling[9].
b.
Tujuan
layanan bimbingan kelompok
1.)
Untuk
memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional, dan sosial[10].
2.)
Untuk
mengembangkan kemampuan besosialisasi dengan mengembangkan perasaan,pikiran,
persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang
efektif, yakni kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.
c.
Isi
layanan bimbingan kelompok
Layanan
bimbungan kelompok membahas topik tugas maupun topik bebas. Topik tugas adalah
topik yang diberikan konselor kepada kelompok untuk dibahas. Sedangkan topik
bebas adalah topik yang membahas yang dikemukakan secara bebas oleh anggota
kelompok secara bergilir, kemudian dipilih mana topik yang akan dibahas
terlebih dahulu.
Topik bebas
maupun topik tugas dapat mencakup bidang-bidang pengembangan kepribadian,
hubungan sosial, pendidikan, karier, kehidupan berkeluarga, kehidupan beragama,
dan lain sebagainya.
d.
Teknik
layanan bimbingan kelompok
1.)
Teknik
umum. Teknik ini meliputi:
a.)
komunikasi
multi arah secara efektif, dinamis, dan terbuka
b.)
Pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam
pembahasan, diskusi, analisis, dan pengembangan argumentasi.
c.)
Dorongan
minimal memantapkan respon dan aktivitas anggota kelompok.
d.)
Penjelasan,
pendalaman, dan pemberian contoh untuk lebih memantapkan analisis, argumentasi,
dan pembahasan.
e.)
Pelatihan
untuk membentuk pola tingkah laku baru yang dikehendaki.
2.)
Permainan
kelompok, memiliki ciri-ciri:
a.)
Sederhana.
b.)
Menggembirakan.
c.)
Menumbuhkan
suasana rileks dan tidak melelahkan.
d.)
Meningkatkan
keakraban
e.
Layanan
pendukung layanan bimbingan kelompok, diantaranya: aplikasi instrumentasi dan
himpuan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus.
f.
Pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok
1.)
Perencanaan.
Merencanakan jumlah anggota kelompok anata 8-10 oarang.
2.)
Pelaksanaan,
yang mencakup:
a.)
Mengomunikasikan
rencana layanan bimbingan kelompok.
b.)
Mengorganisasiakan
kegiatan layanan bimbingan kelompok.
c.)
Menyelenggarakan
layanan bimbingan kelompok melalui tahap-tahap: pembentukan, peralihan,
kegiatan, dan pengakhiran.
3.)
Evaluasi.
4.)
Analisis
hasil evaluasi.
5.)
Tindak
lanjut.
6.)
Pelaporan.
7.
Layanan Konseling Kelompok
a.
Makna
layanan konseling kelompok
Layanan
konseling kelompok merupakan bantuan kepada individu dalam situasi kelompok
yang bersifat memberikan kesempatan, dorongan, juga pengarahan kepada
individu-individu yang bersangkutan untuk mengubah sikap dan perilakunya
selaras dengan lingkungan[11].
b.
Tujuan
layanan konseling kelompok
1.)
Untuk
mengembangkan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dalam bersosialisasi dan
berkomunikasi.
2.)
Untuk
memecahkan maslalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan
pemecahan masalah tersebut bagi individu-individu lain yang menjadi peserta
layanan.
c.
Isi
layanan konseling kelompok
Membahas
masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
d.
Teknik
layanan konseling kelompok
1.)
Teknik
umum.
2.)
Permainan
kelompok.
e.
Layanan
pendukung layanan konseling kelompok, diantaranya: aplikasi instrumentasi dan himpunan
data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus.
f.
Pelaksanaan
layanan konseling kelompok meliputi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
analisis hasil evaluasi, tindak lanjut, dan pelaporan.
8.
Layanan Konsultasi
a.
Makna
layanan konsultasi
Layanan
konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor terhadap
seorang pelanggan (konsulti) dalam menangani kondisi atau permasalahan pihak
ketiga, dimana konsulti adalah orang yang memiliki hubungan baik dan tanggung
jawab tehadap permasalahan yang dialami pihak ketiga[12].
b.
Tujuan
layanan konsultasi
Tujuan layanan
konsultasi adalah agar konsultai memiliki kemampuan diri yang berupa wawasan,
pemahaman, dan cara-cara bertindak yang terkait langsung dengan permasalahan
pihak.
c.
Isi
layanan konsultasi
Layanan
konsultasi dapat menyangkut pengembangan bidang pribadi, hubungan
sosial,pendidikan, karier, kehidupan berkeluarga, dan kehidupan beragama.
d.
Teknik
layanan konsultasi
1.)
Teknik
umum
a.)
Menerima
klien.
b.)
Mengatur
posisi duduk.
c.)
Mengadakan
penstrukturan.
d.)
Mengadakan
analisis dan diskusi tentang permasalahan yang dihadapi hingga mengadakan
penilaian dan laporan.
2.)
Teknik
khusus
a.)
Perumusan
tujuan.
b.)
Pengembangan
perilaku itu sendiri.
c.)
Pemberian
nasehat.
d.)
Penyusunan
kontrak.
e.)
Alih
tangan kasus (jika perlu).
e.
Layanan
pendukung layanan konsultasi
1.)
Aplikasi
instrumentasi.
2.)
Himpunan
data. Syarat-syarat menggunakan himpunan data, memperoleh izin untuk
menggunakannya, tetap menjaga kerahasiaan data tersebut kepada siapapun juga,
termasuk kepada pihak ketiga.
3.)
Konferensi
kasus. Konsultan sedang melakukan konsultasi yang diperluas dengan konsulti
yang lebih satu orang (semua peserta konferensi kasus).
f.
Pelaksanaan
layanan konsultasi
1.)
Perencanaan.
2.)
Pelaksanaan.
Mencakup kegiatan:
a.)
Menerima
konsulti.
b.)
Menyelenggarakan
penstrukturan konsultasi.
c.)
Membahas
masalah pihak ketiga yang dibawa oleh konsulti.
d.)
Mendorong
dan melatih konsulti untuk:
(1)
Mampu
menangani masalah yang dialami oleh pihak ketiga
(2)
Memanfaatkan
sumber-sumber yang ada berkenaan dengan pembahasan masalah pihak ketiga.
e.)
Membina
komitmen konsulti untuk menangani masalah pihak ketiga.
f.)
Melakukan
penilaian segera.
3.)
Evaluasi,
mencakup tiga aspek:
a.)
Pemahaman
yang diperoleh konsulti.
b.)
Perasaan
yang berkembang pada diri konsulti.
c.)
Kegiatan
yang akan dilaksanakan setelah proses konsultasi berakhir.
4.)
Analisis
hasil evaluasi. Hasil evaluasi ini berkaitan dengan pihak ketiga dan konsulti
sendiri.
5.)
Laporan
yang meliputi kegiatan:
a.)
Membicarakan
dengan konsulti tentang laporan yang diperlukan oleh konsulti.
b.)
Mendokumentasikan
laporan layanan konsultasi.
9.
Layanan Mediasi
a.
Makna
layanan mediasi
“Mediasi”
terkait dengan istilah ”media” yang berasal dari kata “medium” yang
berarti perantara. Media bisa dimaknai sebagai suatu kegiatan yang
menghubungkan antara dua kondisi yang berbeda dan mengadakan kontak sehingga
dua pihak yang semula terpisah menjadi saling terkait[13].
Dalam layanan
mediasi konselor menghadapi klien (siswa) yang terdiri atas dua pihak atau
lebih, dua orang atau lebih, dua kelompok atau lebih (kombinasi atara sejumlah individu
dan kelompok).
b.
Tujuan
layanan mediasi
Agar terjadi
perubahan atas kondisi awal yang negatif (bertikai atau bermusuhan) menjadi
kondisi baru yang kondusif dan bersahabat dalam hubungan antara kedua belah
pihak yang bermasalah.
c.
Isi
layanan mediasi
Masalah-masalah
yang menjadi isi layanan mediasi bukan masalah yang bersifat kriminal. Layanan
mediasi lebih banyak berkaitan dengan masalah-masalah sosial, seperti
pertikaian, dendam dan sakit hati, tuntutan atas hak, dan lain-lain.
d.
Teknik
layanan mediasi
1.)
Teknik
umum, yang mencakup:
a.)
Penerimaan
terhadap klien.
b.)
Penstrukturan
pengembangan pemahaman dan asas kerehasiaan, keterbukaan, dan kesukarelaan.
c.)
Ajakan
berbicara untuk mencari tahu permasalahan yang dialami siswa.
2.)
Teknik
khusus
a.)
Informasi
dan contoh pribadi
b.)
Perumusan
tujuan, pemberia contoh, dan latihan bertingkah laku.
c.)
Nasihat.
d.)
Peneguhan
hasrat dan kontrak.
e.
Layanan
pendukung layanan mediasi
1.)
Aplikasi
instrumentasi. Angket dan pengukuran skala sikap dapat digunakan untuk layanan
mediasi
2.)
Himpunan
data. Misalnya data tentang kronoligis terjadinya peristiwa perkelahian, oleh
siapa data itu disimpan, dan bagaimana prosedurnya.
3.)
Konferensi
kasus. Menurut Prayitno (2004) ada tiga jenis konferensi kasus, diantaranya:
a.)
Konferensi
kasus yang dihadiri oleh peserta layanan mediasi dan pihak-pihak lain yang
dianggap dapat membantu penyelesaian
masalah.
b.)
Konferensi
kasus yang dihadiri oleh wakil-wakil pihak yang berselisih dan pihak lain yang
dianggap dapat membantu penyelesaian masalah.
c.)
Konferensi
kasus yang dihadiri oleh pihak-pihak lain yang dianggap dapat membantu
penyelesaian masalah dalam layanan mediasi dan tidak dihadiri oleh wakil-wakil
peserta layanan yang disepakati oleh pihak peserta layanan.
4.)
Kunjungan
rumah, misalnya kunjungan rumah yang dilakukan untuk menjenguk korban akibat
perkelahian, dan bermaksud untuk menjenguk korban dan menyampaikan hasil
mediasi.
5.)
Alih
tangan kasus. Layanan mediasi tidak membahas persoalan siswa yang terkait
kriminal, gangguan penyakit, mistik, karena masalah-masalah tersebut bukan lagi
kewenangan konselor dan harus dialihtangankan kepada pihak yang lebih
berwenang.
f.
Pelaksanaan
layanan mediasi
1.)
Perencanaan.
2.)
Pelaksanaan.
3.)
Evaluasi.
Fokus evaluasi adalah kualitas hubungan antarpeserta layanan.
4.)
Analisis
hasil evaluasi.
5.)
Tindak
lanjut. Yakni meyelenggarakan layanan mediasi lanjutan untuk membicarakan hasil
evaluasi dan memantapkan upaya perdamaian antarkeduabelah pihak.
6.)
Pelaporan.
B.
Bidang Layanan Bimbingan Konseling
a.
Bidang Pengembangan Pribadi
1.
Aspek-aspek
bimbingan pribadi
Bimbingan
pribadi adalah jenis bimbingan yang membantu para siswa dalam menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah pribadi. Bidang pengembangan pribadi siswa mencakup
dua hal yaitu, mengembangkan aspek-aspek kepribadian siswa yang menyangkut
Tuhan dan dirinya sendiri.
Problem
individu yang berhubungan dengan Tuhannya seperti sulit untuk menghadirkan rasa
takut (takwa), rasa taat, dan rasa bahwa Dia selalu mengawasi perbuatan setiap
individu. Akibat selanjutnya dari problem itu adalah timbul rasa malas dan
enggan melakukan ibadah dan ketidak mampuan untuk meninggalkan perbuatan yang
dilarang oleh Allah Swt.
Problem
individu yang berkenaan dengan dirinya sendiri seperti kegagalan dalam
mempertemukan antara aspek-aspek pribadi di satu pihak dan keadaan lingkungan
di pihak lain. Akibatlanjutnya adalah timbul sikap was-was, ragu-ragu,
berprasangka buruk, lemah motivasi, dan tidak mampu bersikap mandiri dalam
melakukan segala hal[14].
2.
Makna
bimbingan pribadi
Bimbingan
pribadi bisa dimaknai sebagai suatu bantuan kepada siswa untuk mengembangkan
hidup peribadinnya, seperti motivasi, persepsi tentang diri, gaya hidup,
perkembangan nilai-nilai moral dalam diri, kemampuan mengerti dan menerima
dirinya maupun orang lain[15].
3.
Tujuan
bimbingan pribadi
a.)
Mencapai
tujuan dan tugas perekembangan pribadi.
b.)
Mewujudkan
pribadi yang mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
4.
Bentuk-bentuk
layanan pribadi
a.)
Layanan
informasi
1.)
Informasi
tentang tahap-tahap perkembangan, yang mencakup fisik, motorik, bicara, emosi,
sosial, penyesuaian sosial, kreativitas, moral, seks, perkembangan kepribadian.
2.)
informasi
tentang keadaan masyarakat mencakup informasi tentang ciri-ciri masyarakat
maju, makna ilmu pengetahuan, pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia.
b.)
Layanan
pengumpulan data mencakup data individu, kejasmanian dan kesehatan, riwayat
pendidikan, prestasi, bakat, dan minat.
c.)
Layanan
orientasi di bidang pengembangan mencakup suasana, lembaga, da objek
pengembangan pribadi.
b.
Bidang Pengembangan Sosial
1.
Aspek-aspek
bimbingan sosial
Problem yang
terkait dengan orang lain atau lingkungan sosialnya, misalnya: kesulitan dalam
persahabatan, kesulitan mencari teman, merasa terasing dalam aktivitas
kelompok, kesulitan memperoleh penyesuaian dalam kegiatan kelompok, kesulitan
mewujudkan hubungan yang harmonis dalam keluarga, dan kesulitan dalam
menghadapi situasi sosial yang baru.
Aspek-aspek
sosial yang memerlukan pelayanan bimbingan sosial diantaranya: kemampuan
individu melakukan sosialisasi dengan lingkungannya, kemampuan individu
melakukan adaptasi, dan kemampuan individu melakukan interaksi sosial dengan
lingkungannya baik keluarga, sekolah, dan masyarakat[16].
2.
Makna
bimbingan sosial
Bimbingan
sosial bermakna suatu bimbingan atau bantuan dalam menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah sosial seperti pergaulan, penyelesaian masalah konflik,
adaptasi, dan sebagainya.
Menurut Andi
Mapiare suatu bimbingan dikatakan bimbingan sosial apabila penekanan bimbingan
lebih diarahkan pada usaha-usaha mengurangi masalah-masalah sosial.
3.
Tujuan
bimbingan sosial
Tujuan utama pelayanan
bimbingan sosial adalah agar individu yang dibimbing mampu melakukan interaksi
sosial secara baik di lingkungannya. Dalam konteks manusia sebagai makhluk
sosial dan sebagai makhluk ciptaan Allah Swt. Dahlan menyatakan bahwa tujuan
bimbingan sosial adalah agar individu mampu mengembangkan diri secara optimal
sebagai makhluk sosial ciptaan Allah Swt.
4.
Bentuk-bentuk
layanan bimbingan sosial
a.)
Layanan
informasi, yang mencakup:
1.)
Informasi
tentang keadaan masyarakat saat ini; yang mencakup informasi tentang ciri-ciri masyarakat maju atau modern dan
makna ilmu pengetahuan.
2.)
Informasi
tentang cara-cara berkomunikasi.
b.)
Layanan
orientasi untuk bidang pengembangan sosial adalah: suasana hubungan sosial,
lembaga sosial, dan objek-oobjek pengembangan sosial.
c.
Bidang Pengembangan Kegiatan Belajar
1.
Aspek-aspek
bimbingan belajar
Beberapa aspek
maslah belajar yang memerlukan layanan bimbingan belajar atau bimbingan
akademik adalah: kemampuan, motivasi, minat, atau prestasi belajar yang rendah,
tidak berbakat pada mata pelajaran tertentu, kesulitan berkonsentrasi dalam
belajar, sikap belajar yang tidak terarah, perilaku mal adaptif dalam belajar,
seperti suka mengganggu teman ketika belajar, penyaluran kelompok belajar dan
kegiatan belajar siswa lainnya, pemilihan dan penyaluran jurusan atau pemilihan
pendidikan lanjutan, gagal ataupun tidak lulus ujian.
Menurut Surya
(1988) beberapa aspek maslah individu (siswa) yang memerlukan layanan bimbingan
belajar adalah: pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan, cara belajar yang tepat,
perencanaan pendidikan[17].
2.
Makna
bimbingan belajar
Bimbingan
belajar atau bimbingan akademik adalah suatu bantuan dari pembimbing kepada
individu dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program
studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang berkaitan
dengan tuntutan-tuntutan di intitusi pendidikan. (Winkel, 1991).
Menurut Ruth
Strong makna bimbingan belajar adalah bimbingan yang diberikan kepada siswa
agar siswa dapat memilih program yang cocok dan mencari kemajuan-kemajuan
melalui program yang dipilihnya[18].
3.
Tujuan
bimbingan belajar
Tujuan
bimbingan belajar adalah untuk membantu individu (siswa) agar mencapai
perkembangan belajar siswa dan agar siswa mampu menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah belajar.
4.
Bentuk-bentuk
layanan bimbingan belajar
a.)
Orientasi
kepada siswa (khususnya siswa baru) tentang tujuan institusional, isi kurikulum
pembelajaran, struktur organisasi, cara-cara belajar yang tetapt, adaptasi
dengan corak pendidkan di sekolah.
b.)
Penyadaran
kembali secara berkala tentang cara belajar yqng tepat selama mengikuti
pelajaran di sekolah maupun di rumah baik secara individual maupun kelompok.
c.)
Bantuan
dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai.
d.)
Pengumpulan
data siswa yang berkenaan dengan kemampuan intelektual, bakat khusus, minat,
cita-cita pada program atau jurusan tertentu.
e.)
Bantuan
dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan mengatur kegiatan belajar
kelompok agar berjalan secara efektif dan efisien.
d.
Bidang Pengembangan Karier
1.
Aspek-aspek
bimbingan karier
Pengembangan
bimbingan karier di sekolah disesuiakan dengan tingkatan pendidikan, kemampuan,
dan karakteristik kepribadian yang bersangkutan, beberapa masalah aspek karier
yang membutuhkan pelayanan bimbingan karier di sekolah diantaranya: Pemahaman
terhadap dunia kerja, perencanaan dan pemilihan karier, penyediaan berbagai
berbagai program studi yang berorientasi dengan karier, nilai-nilai kehidupan
yang berkenaan dengan karier, cita-cita masa depan, minat, kepribadian, harapan
keluarga dan bakat, adapatasi terhadap tuntutan yang terkandung dalam karier
tertentu, pasar kerja[19].
2.
Makna
bimbingan karier
Menurut winkel
(1991) merupakan bantuan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan,
pemilihan lapangan pekerjaan, serta membekali diri agar siap memangku jabatan
tersebut dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan
pekerjaan yang telah dimasuki.
Bimbingan
karier juga bermakna jenis bimbingan yang membantu siswa dalam mengahadapi dan
menyelasaikan masalah-masalah yang menyangkut karier tertentu.
3.
Tujuan
bimbingan karier
a.)
Agar
siswa memperoleh informasi dan pemahaman tentang karier atau profesi tertentu
b.)
Agar
siswa mampu beradaptasi, merencanakan,
membuat, dan mengembangkan pilihan karier tertentu kelak setelah selesai
dari pendidikan
c.)
Mengenal
berbagai jens pekerjaan yang terbuka baginya dan menghayati nilai-nilai yang
dianut oleh masyarakat yang berorientasi pada karier
d.)
Mampu
membuat keputusan-keputusan yang rasional sehubungan dengan tujuan yang ingin
diperjuangkan dalam bidang karier tertentu
e.)
Melaksanakan
keputusan tersbut dalam bentuk mengintegrasikan nilai-nilai yang terkandung
dalam karier serta sikap-sikap yang dituntut dalam berkarier.
Dengan
demikian, bimbingan karier di sekolah tidak secara langsung membantu siswa
berkarier, tetapi lebih banyak bersifat informasi.
4.
Bentuk-bentuk
layanan bimbingan karier
a.)
Layanan
informasi
1.)
Layanan
informasi tentang diri sendiri, yang mencakup kemampuan intelektual, bakat
khusus di bidang akademik, minat umum dan khusus, hasil belajat dalam berbagai
bidang studi, sifat-sifat kepribadian yang ada relevansinya dengan karier,
bilai kehidupan dan cita-cita masa depan, keterampilan khusus yang dimiliki
siswa, kesehatan fisik dan mental.
2.)
Layanan
informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan karier, yang
mencakup informasi pendidikan, informasi karier.
b.)
Layanan
penempatan
Layanan
penempatan yakni usaha membantu siswa merencanakan masa depannya selama masih
di bangku sekolah dan sesudah tamat dalam mengambil program studi tertentu
sebagai studi lanjutan atau langsung bekerja, yang mencakup perencanaan masa
depan, pengambilan keputusan, penyaluran ke salah satu jalur studi akademik,
program kegiatan ekstrakurikuler, pemantapan dan reorientasi, pengumpulan data
dalam rangka penelitian terhadap mereka yang sudah tamat sekolah.
c.)
Orientasi.
Layanan
orientasi untuk bidang pengembangan mencakup suasana, lembaga, dan objek karier
seperti kantor,bengkel, pabrik, dan lain-lain.
e.
Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga
1.)
Aspek
pengembangan kehidupan berkeluarga
Aspek-aspek
kehidupan berkeluarga yang membutuhkan layanan bimbingan dan konseling antara
lain:
a.)
Pemahaman
tentang fungsi-fungsi peranan dan tanggung jawab keluarga.
b.)
Pemahaman
tentang kesehatan reproduksi pada manusia.
c.)
Perilaku
seksual yang benar, pernikahan, perceraian, talak dan rujuk, kelahiran[20].
2.)
Makna
bimbingan kehidupan berkeluarga
Bimbingan
kehidupan berkeluarga merupakan bimbingan yang diberikan kepada siswa, yang
mana melalui bimbingan kehidupan sosial berkeluarga, ssiwa dibantu mencarikan
alternatif bagi pemecahan masalah yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.
3.)
Tujuan
bimbingan kehidupan berkeluarga
Tujuan
bimbingan kehidupan berkeluarga adalah agar siswa memperoleh pemahaman yang
benar tentang kehidupan berkeluarga dan agar siswa mampu memecahkan
masalah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.
4.)
Bentuk-bentuk
layanan bimbingan pengembangan kehidupan berkeluarga
a.)
Layanan
data, misalnya data tentang kesehatan siswa, status siswa dalam keluarga, data
tentang orang tua, data tentang saudara, dan lain-lain.
b.)
Layanan
informasi yang terkait dengan bimbingan dan konseling bidang kehidupan beraga
antara lain: informasi tentang pergaulan remaja, kesehatan reproduksi,
perkawina, talak, dan rujuk.
c.)
Orientasi.
Layanan orientasi untuk bidang pengembangan berkeluarga mencakup suasana,
lembaga, dan objek kehidupan keluarga, seperti peristiwa pernikahan, talak, dan
rujuk.
f.
Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama
1.) Aspek pengembangan kehidupan beragama
Aspek
pengembangan kehidupan beragama yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling
di sekolah adalah suasana lembaga dan objek keagamaan seperti upacara ritual
agama, sarana ibadah keagamaan, situs, dan peninggalan keagamaan[21].
2.) Makna bimbingan kehidupan beragama
Makna bimbingan
kehidupan beragama adalah bantuan yang diberikan pembimbing kepada terbimbing
agar mereka mampu menghadapi masalah yang berkaitan dengan kehidupan beragama.
3.) Tujuan bimbingan kehidupan beragama
Tujuan layanan
bimbingan dan konseling bidang kehidupan beragama adalah agar siswa memiliki
pemahaman yang baik dan benar tentang ajaran agamanya baik di lingkungan
sekolah maupun keluarga atau masyarakat.
4.) Bentuk-bentuk layanan bimbingan beragama
a.) Informasi
Layanan
informasi untuk bidang pengembangan kehidupan beragama mencakup: informasi
tentang suasana kehidupan beragama, upaca atau ritual keagamaan, tempat ibadah,
hari-hari besar keagamaan.
b.) Orientasi
Layanan orientasi untuk bidang
pengembangan kehidupan beragama meliputi: suasana keagamaan, lembaga dan objek
keagamaan, upacar ritula keagamaan, sarana ibadah keagamaan, situ atau
peninggalan-peninggalan keagamaan, dan lain sebagainya[22].
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Bidang-bidang
pelayanan bimbingan sosial meliputi: bidang pengembangan pribadi, bidang
pengembangan sosial, bidang pengembangan kegiatan belajar, bidang pengembangan
karier, bidang pengembangan kehidupan berkeluarga, dan bidang pengembangan
kehidupan beragama.
2.
Jenis-jenis
bimbingan pelayanan dan konseling meliputi: layanan orientasi, layanan
informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan
konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok,
layanan konsultasi, dan layanan mediasi.
B.
Saran
1.
Kepada
mahasiswa terutama mahasiswa pendidikan, sangat perlu untuk memahami hal-hal
yang terkait dengan masalah yang dialami peserta didik baik masalah yang
berkaitan dengan dirinya sendiri, keluarga, maupun sekolah.
2.
Selaian
itu juga, mahasiswa harus mampu memahami konsep kerangka utuh jenis dan bidang
layanan bimbingan dan konseling untuk dijadikan pedoman dalam mengelompokkan
bidang dan jenis layanan bimbingan konseling apa yang cocok untuk menyelesaikan
masalah yang dialami peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Yusuf. 1996. Pengantar Bimbingan dan Konseling Buku
Panduan Mahasiswa. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Nurihsan, Achmad Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling. Bandung.
PT Refika Aditama.
Priyanto dan Ermananti.1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta. PT Rineka Cipta.
Tohirin. 2013. Bimbingan dan Konselling di Sekolah Madrasah. Jakarta.
PT Raja Grafindo.
[1] Priyanto
dan Ermananti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1999), 255.
[2] Ibid,
320.
[3] Tohirin,
Bimbingan dan Konselling di Sekolah Madrasah, (Jakarta:PT Raja Grafindo,
2013), 142.
[4] Priyanto
dan Ermananti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, 270.
[5] Ibid,
272
[6] Tohirin,
Bimbingan dan Konselling di Sekolah Madrasah, 152.
[7] Achmad
Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT Refika Aditama,
2006), 20.
[8] Priyanto
dan Ermananti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, 293-295.
[9] Tohirin,
Bimbingan dan Konselling di Sekolah Madrasah, 164.
[10]
Priyanto dan Ermananti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, 301.
[11]Achmad
Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling, 24.
[12]
Tohirin, Bimbingan dan Konselling di Sekolah Madrasah, 178.
[13] Ibid,
185.
[14] Ibid,
121.
[15]
Yusup Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling Buku Panduan Mahasiswa,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996), 49.
[16]
Tohirin, Bimbingan dan Konselling di Sekolah Madrasah, 124.
[17] Ibid
124.
[18]Yusup
Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling Buku Panduan Mahasiswa, 47.
[19] Tohirin,
Bimbingan dan Konselling di Sekolah Madrasah, 129.
[20] Ibid,
133.
[21] Ibid,135.
[22] Ibid,
121-135.
0 komentar:
Posting Komentar