Menentukan Indeks Massa Tubuh
LAPORAN PENGAMATAN
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA 3)
Disusun Oleh kelompok 1:
Kelas 3A
1.
Hanik Hamdiyah (D07213014)
2.
Dwi Ratna Sari (D77214030)
3.
Fatma Muslikawati (D77214032)
4.
Intania Cahaya Sari (D07214004)
Dosen Pengampu:
R. Syaifuddin, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2015
A.
Tujuan
Menganalisis
kriteria sehat berdasarkan Indeks Massa Tubuh
B.
Alat dan Bahan
·
Alat
pengukur tinggi badan
·
Timbangan
(neraca)
C.
Langkah Kerja
1. Setiap mahasiswa mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan
2. Mahasiswa menetukan indeks massa tubuh (Body Mass Indeks =
BMI) dengan rumus:
BB = massa badan seseorang (kg)
TB = tinggi badan (cm)
3. Sajikan data hasil pengamatan pada lembaran mandiri
No.
|
Nama
|
BB
|
TB
|
BMI
|
Ket.
|
1.
|
Fatma Muslikawati
|
47
47
47
|
158
158
158
|
18.83
18.83
18.83
|
Normal
Normal
Normal
|
2.
|
Hanik Hamdiyah
|
47
47
47
|
159
159
159
|
18.59
18.59
18.59
|
Normal
Normal
Normal
|
3.
|
Dwi Ratna Sari
|
55
55
55
|
157.5
157.4
157.5
|
22.17
22.20
22.17
|
Normal
Normal
Normal
|
4.
|
Intania Cahaya Sari
|
42
42
42
|
151.4
151.4
151.4
|
18.32
18.32
18.32
|
Underweigh
Underweigh
Underweight
|
4. Mahasiswa menentukan kategori BMI dengan
melihat tabel BMI
BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight)
BMI 18.5-24 = normal
BMI 25-29 = kelebihan berat badan (overweight)
BMI > 30 = obesitas
D.
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, diskusikan
pertanyaan-pertanyaan berikut!
1.
Bagaimana
kaitannya antara BMI dengan kesehatan?
BMI merupakan
tipe pengukuran dalam antropometri. Dimana antropometri adalah adalah suatu
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi dari berbagai tingkat umur dan tingkat
gizi. Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan
energi. Jadi BMI adalah alat untuk menentukan tingkat kesehatan dalam hal
asupan gizinya menggunakan alat ukur berat badan dan tinggi badan dengan
membaginya dalam empat kategori yaitu berat badan kurang (underweight),
normal, kelebihan berat badan (overweight), dan obesitas.
Jika BMI
seseorang kurang dari 18.5 maka dikatakan berat badan kurang, maka seseorang
tersebut dikatan kurang sehat dalam hal berat dan tinggi badannya, berat badan
yang kurang menurut hitungan menggunakan BMI dapat didentifikasikan seseorang
tersebut memiliki penyakit seperti gizi buruk, kwasiokor,. Beritu juga BMI
25-29 (overweight) dan BMI lebih besar dari 30 (obesitas) termasuk orang
yang kurang sehat dalam hal berat badannya yang kemungkinan besar mengandung banyak
lemak dan kolestrol jahat yang memicu timbulnya penyakit kolestrol, jantung
koroner, diabetes melitus, dan penyakit berbahaya lainnya.
Jadi hubungan
BMI dengan kesehatan adalah BMI sebagai alat ukur dalam memperkirakan
risiko terkena penyakit. Dimana penyakit merupakan indikasi seseorang dikatakan
tidak sehat.
2.
Jika
ada diantara mahasiswa yang tidak berkategori normal, maka apa yang harus
dilakukan?
Dalam BMI, yang
berkategori tidak normal, terbagi menjadi 3, diantaranya:
a.
Berat badan kurang (underweight)
upaya yang
harus dilakukan bagi mahasiswa yang masuk pada kategori berat badan kurang (underweight)
dapat dilakukan melaui hal-hal sebagai berikut:
1.
Makanlah
secara teratur 3 kali sehari dengan gizi seimbang
2.
Makanlah
lebih banyak makanan sumber energi dan protein dari biasanya seperti roti,
nasi, umbi-umbian, ikan, daging, tempe, tahu.
3.
Tetap
berolahraga secara teratur
4.
Cukup
istirahat. Perlu diketahui, mahasiswa ynag termasuk dalam kategori berat badan
kurang dapat disebabkan oleh penyakit tertentu. Oleh karena itu dianjurkan
untuk memeriksa kesehatannya pada tenaga medis
Tips: Agar dapat memantau IMT dengan baik, timbanglah berat badan anda
secara teratur.[1]
b.
Kelebihan berat badan (overweight)
upaya yang harus
dilakukan bagi mahasiswa yang masuk pada kategori kelebihan berat badan (overweight)
dapat dilakukan melaui hal-hal sebagai berikut:
1.
Jangan makan ketika tidak benar-benar lapar.
Kebiasaan makan biasanya terjadi saat stres atau bosan. Jika rasa itu
menyerang, lakukan berbagai kegiatan yang disuka misalnya mendengarkan musik,
membaca buku, main piano atau gitar, berolahraga, atau bahkan berkunjung ke
rumah teman.
2.
Jika
benar-benar merasa ingin ngemil, pilihlah camilan yang bersifat rendah kalori
seperti buah dan permen karet.
3.
Minum setidaknya 8 gelas sehari. Itu menangkal
rasa lapar dan membuat kulit segar serta tubuh tidak lemas.
4.
Selalu
mencek label makanan. Gunanya untuk membatasi nutrisi tak baik atau menghindari
kelebihan salah satu nutrisi yang masuk ke tubuh.
5.
Jika
memang kebetulan makan tak bisa dihindari, lakukan aktivitas fisik yang menyita
waktu dan tenaga, sehingga akan terjadi keseimbangan antara asupan dan
pembakaran energi dalam tubuh.
6.
Selalu
makan tepat waktu. Jangan hindari makan pagi! Karena makan pagi merupakan
sumber energi seharian penuh. Jika remaja tidak makan pagi, besar kemungkinan
dia akan terus lapar. Patut diingat kebanyakan mahasiswa yang tidak makan pagi
bukannya makin kurus, malah rentan terkena obesitas.
7.
Penuhi
piring dengan sayuran. Selain seratnya bagus untuk pencernaan, juga sangat baik
untuk kesehatan.
8.
Kurangi
asupan gula dan makanan yang manis-manis.
9.
Kurangi
atau bahkan hindari junk food, yang selain mengandung lemak jenuh juga
mengandung banyak lemak dan garam.
Masalah kesehatan akibat diet:
Masalah kesehatan akibat diet:
10.
Pemicu sakit jantung ternyata sudah dimulai
sejak masa anak-anak dan remaja. Umumnya disebabkan kolesterol dalam darah yang
tinggi, yang kemudian dihubungkan dengan kebiasaan diet yang buruk.
11.
Keropos
tulang. Pola makan yang salah membuat tulang menjadi rapuh dan mudah patah atau
cedera. Ini biasanya dihubungkan dengan konsumsi kalsium yang kurang mencukupi.
12.
Diabetes
tipe 2. Biasanya berhubungan dengan pola makan yang salah sejak dini dan
dihubungkan dengan riwayat keluarga dan kegemukan.
13.
Kelebihan berat
badan , dipengaruhi pola diet yang buruk dan aktivitas tubuh yang kurang,
membuat remaja mudah terkena kolesterol, asma, pencernaan, dan memiliki status
kesehatan yang buruk.[2]
c.
Obesitas
Upaya yang
harus dilakukan dalam mengatasi mahasiswa yang obesitas diantaranya:
a.
Merubah Gaya Hidup
Diawali dengan
merubah kebiasaan makan dan aktifitas fisik. Mengendalikan kebiasaan ngemil dan
makan bukan karena lapar tetapi karena ingin menikmati makanan dan meningkatkan
aktifitas fisik pada kegiatan sehari-hari misalnya gunakan tangga untuk naik turun
atau naik satu lantai. Luangkan waktu untuk malakukan olah raga secara teratur
sehingga pengeluaran kalori akan meningkat dan jaringan lemak akan dioksidasi.
b.
Pengaturan Asupan Makanan
Untuk mengatur
asupan makanan agar tidak mengkonsumsi makanan dengan jumlah kalori yang
berlebih, dapat dilakukan dengan berbagai diet yang sesuai untuk masing-masing
orang misalnya tiger diet, starvation diet, atau diet rendah kalori seimbang
(800-1700 Kalori). Tetapi perlu diingat kebutuhan akan gizi seimbang tetap perlu
diperhitungkan dengan melakukan diet yang terperogram secara benar.
Untuk diet
rendah kalori dapat dilakukan dengan mengurangi nasi dan makanan berlemak,
konsumsilah makanan yang cukup memberikan rasa kenyang tetapi tidak menggemukan
karena jumlah kalori sedikit, misalnya dengan menu yang mengandung serat tinggi
seperti sayur dan buah yang tidak terlalu manis. Sayuran dan buah-buahan
umumnya memiliki kandungan energi rendah. Kandungan energi tertinggi dalam
sayuran adalah daun singkong dan daun tangkil. Buah-buahan yang berkadaar air
sedikit seperti pisang, nangka, durian, salak dan alpukat pada umunya berenergi
tinggi. Buah-buahan yang berair banyak seperti semangka, jeruk, apel,
belimbing, pepaya, anggur dan pear, umumnya berenergi rendah.
c.
Konsultasi Masalah Kejiwaan
Jika obesitas
disebabkan oleh adanya faktor stress yang menyebabkan meningkatnya keinginan
untuk makan sebagai security food, maka diperlukan konsultasi dengan psikiater
untuk mengatasi permasalahannya.
d.
Pemberian Obat-obatan
Salah satu
masalah yang menjadi kendala orang untuk mengurangi asupan makanan adalah
sulitnya menekan nafsu makan. Untuk mengatasi malasah tersebut dapat digunakan
obat yang dapat menekan nafsu makan. Obat lain yang dapat digunakan untuk
mengatasi obesitas adalah obat yang menghambat penyerapan lemak diusus.
e.
Pembedahan
Tindakan
pembedahan merupkan pilihan terakhir untuk mengatasi obesitas. Pembedahan
dilakukan untuk mengambil jaringan lemak yang berlebih. Tindakan ini merupakan
tindakan bedah kosmetik, tindakan lainya adalah dengan mengangkat sebagian usus
agar penyerapan makanan berkurang.[3]
E.
Simpulan
Jadi dapat
disimpulkan bahwa BMI (Body Mass Indeks) berguna sebagai alat ukur untuk
menentukan kritreriasehat tidaknya seseorang dengan menimbang berat badannya
dan mengukur panjang tubuhnya. Diantara kriterianya, terdapat empat kriteria
yaitu berat badan kurang (underweight), normal, kelebihan berat badan (overweight),
dan obesitas.
Namun,
Penggunaan BMI hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. BMT tidak
dapat diterapkan pada bayi, anak-anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
Disamping itu, BMI tidak bisa diterapkan
pada keadaan khusus lainnya seperti edema, asites, dll. BMI merupakan yang terutama bermanfaat untuk
penapisan kelebihan berat badan dan kegemukan. Biasanya BMI tidak meningkat
dengan bertambahnya umur.[4]
[1] https://mily.wordpress.com/2009/09/09/over-weight/ diakses pada hari Ahad, 1 November 2015,
pukul 06:34.
[2] http://www.bikinlangsing.com/news/101/Mengatasi-Masalah-Berat-Badan-Pada-Remaja diakses pada
hari Ahad, 1 November 2015, pukul 06:34.
[3] http://reseplangsing.blogspot.co.id/2008/11/solusi-mengatasi-overweight-dan.html
diakses pada hari Ahad, 1 November 2015, pukul 06:34.
[4] http://kahar141.blogspot.co.id/2013/06/antropometri-gizi.html diakses pada
hari Ahad, 1 November 2015, pukul 08:26.
0 komentar:
Posting Komentar